Jika gerombolan itu kita pukul terus, pasti hancur, tetapi mereka adalah saudara-saudara kita. Baiklah mereka kita pukul, kemudian kita panggil, agar mereka kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Caption: Salah seorang suku Papua
Apakah JK (Jusuf Kalla) mampu selesaikan masalah Afghanistan? Demi menjunjung harkat bangsa dan negara sudah tentu bangsa Indonesia berharap JK mampu menyelesaikan konflik tersebut.
Bangga dan menaruh harapan dunia internasional kepada putera bangsa Indonesia tidak henti-henti kita dengar. Memang ini juga merupakan inisiatif Presiden Republik Indonesia Jokowi (Joko Widodo) ketika berkunjung ke Afghanistan. Kadang kala seseorang berpikir, untuk apa mengunjungi negara penuh konflik itu? Bukankah sebaiknya mengunjungi negara yang stabil dan boleh dikata perekonomiannya maju sehingga bisa bekerja sama dengan Indonesia?
Baca Juga: Jusuf Kalla, Perdamaian dan Produktivitas
Alasan itu ada benarnya. Tetapi tidak salah juga berkunjung ke sebuah negara sedang berkonflik dan mudah-mudahan negara yang dikunjungi presiden berharap Indonesia mampu menyelesaikan konflik yang berlarut-larut di Afghanistan.
Itu sebabnya setelah Presiden Jokowi mengunjungi Afghanistan, disusul oleh Wakil Presiden RI waktu itu Jusuf Kalla. Itu pula sebabnya ketika berbicara dengan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, mengharapkan JK mampu membantu menyelesaikan masalah Afghanistan.
Bagaiman tentang Papua? Berarti Jokowi lebih menyukai JK menyelesaikan masalah Afghanistan dari pada masalah Papua. Di dalam pikiran Jokowi masalah Papua penting juga diselesaikan, tetapi cukup strategi yang selama ini dipakai bisa menyelesaikan kasus Papua.
Stragegi dalam Menghadapi Kasus Papua
Ketika saya mengunjungi Hendro Subroto, wartawan yang pernah berkelilung dunia, saya dihadiahi sebuah buku tulisannya berjudul: "Pengalaman Seorang Wartawan Perang" (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998). Buku setebal 430 halaman tersebut, tentang Papua, ia tulis di halaman 218-225 dengan sub judul: " Penumpasan Pemberontakan Daerah Kepala Burung."
Hendro Subroto menulis: " Jungle survival bagian dari perang hutan, merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota pasukan elite Angkatan Bersenjata di berbagai negara. Terapi bagi penduduk daerah pedalaman Irian, hal itu merupakan naluri yang mendarah daging dan menjadi bagian di dalam kehidupan mereka. Penduduk Irian dapat melakukan perang hutan, hanya dengan membawa senjata tanpa mengenakan baju menggendong ransel untuk perlengkapan dan makanan serta tanpa sepatu. Bagi pasukan elite masih memerlukan perkengkapan khusus."
Waktu itu Panglima Kodam XVII /Tjenderawasih tahun 1968 adalah Brigadir Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo. Kata-katanya untuk menyelesaikan konflik Papua adalah:
"Jika gerombolan itu kita pukul terus, pasti hancur, tetapi mereka adalah saudara-saudara kita. Baiklah mereka kita pukul, kemudian kita panggil, agar mereka kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi."
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews