Seringkali sejarah atau kisah-kisah nabi masa lampau dijadikan penghibur diri atau dijadikan motivasi oleh para politikus yang sedang memburu kekuasaan. Keadaan sekarang ditarik ke masa lampau pada kisah nabi, hanya untuk mengundi nasib jabatan atau kekuasaan. Seperti kisah nabi Musa versus Fir'aun.
Sebenarnya Fir'aun itu sendiri bukan nama seseorang tetapi sebutan gelar nama raja atau penguasa. Makanya ada Ramses I sampai Ramses XI. Konon Fir'aun yang dalam kisah nabi Musa dan tenggelan di laut adalah Ramses II .Benar atau tidaknya, wallahu alam.
Nah, kisah nabi Musa versus Fir'aun ini juga dijadikan motivasi atau penghibur oleh Ketua Badan Pemenangan Nasional, Djoko Santoso. Hal ini untuk menanggapi elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menurut dari berbagai lembaga survei masih rendah di bawah pasangan capres-cawapres nomor 01.
Djoko Santoso mencuplikkan kisah Nabi Musa versus Fir'aun ketika terdesak di pinggir laut karena dikejar oleh bala tentara Fir'aun, maka karena doa, pertolongan Allah itu datang dan Fir'aun ditenggelamkan hanya dengan memukulkan tongkatnnya.
"Saya ingat cerita tentang Nabi Musa. Nabi Musa membawa bani Israel dari serangan Firaun yang mengejar. Dan ketika sudah seakan tidak ada harapan, Tuhan memerintahkan Musa membelah laut dengan tongkatnya. Dan Firaun yang tenggelam," ujar Djoko seperti dalam keterangan persnya, Kamis, 27 Desember 2018
Hanya demi kekuasan dan jabatan sampai membuka sejarah nabi Musa versus Fir'uaun. Seakan-akan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melawan petahana yang digambarkan seperti Fir'aun.
Alakangkah kejamnya kalau pilpres lima tahunan ini dengan menyamakan atau menggambarkan melawan penguasa yang dianggap dzalim. Sedangkan kisah Fir'aun sendiri menganggap dirinya Tuhan. Petahana atau capres adalah tidak melawan atau menganggap Tuhan, malah beragama Islam. Dari kakek buyutnnya juga beragama Islam.
Inilah gambaran politik tanah air, untuk menaikkan nama atau gengsi, terkadang mengaku-aku keturunan kerajaan atau raja ini dan itu, padahal tidak ada hubungan sama sekali. Begitu juga sejarah nabi ditarik-tarik untuk memburu jabatan dan kekuasaan para politikus yang sedang terjepit.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews