Kalau sebagai Ketum partai hanya bisa membanggakan era bapaknya atau SBY dan mengecilkan era Jokowi, artinya AHY bukan seorang calon pemimpin yang visioner.
Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengklaim, pembangunan infrastruktur era Jokowi, 70-80 persen adalah direncanakan atau dilakukan oleh masa pemerintahan SBY atau bapaknya.
Presiden Jokowi hanya potong pita, begitu kurang lebih klaim AHY dalam pidato kebangsaan dalam Rapimnas Partai Demokrat tanggal 15-16/9/2022 di Jakarta.
Pidato kebangsaan AHY seolah ingin mengatakan, pembangunan infrastruktur yang pesat era Jokowi adalah warisan atau melanjutkan dari era sebelumnya atau SBY.
Sebagai Ketum partai dan masih muda, seharusnya hal itu tidak perlu dikatakan atau mengungkit-ungkit era SBY atau bapaknya.
Karena pembangunan infrastruktur sifatnya berkelanjutan yang akan dilanjutkan pemerintahan yang akan datang.
Presiden Jokowi melanjutkan pembangunan infrastruktur atau ekonomi dari pemerintahan SBY. Dan pemerintahan setelah era Jokowi yang akan melanjutkan pembangunan infrastruktur dan ekonomi.
Pemerintahan yang akan datang tentu tinggal melanjutkan yang sudah direncanakan atau dikerjakan era Jokowi dan tentu juga tinggal potong pita seperti perkataan AHY dalam rakernas partainya.
Harusnya, AHY menyampaikan visi ke depan tanpa membanggakan era bapaknya atau SBY.
Kalau sebagai Ketum partai hanya bisa membanggakan era bapaknya atau SBY dan mengecilkan era Jokowi, artinya AHY bukan seorang calon pemimpin yang visioner.
Pembangunan harus berkelanjutan. Suka atau tidak suka dengan pemerintahan sebelumnya, pembangunan infrastruktur dan ekonomi harus tetap berjalan.
Begitu juga dengan mengelola utang negara. Utang pemerintah sekarang harus dibayar oleh pemerintah yang akan datang. Begitu seterusnya. Tidak bisa lepas tanggung jawab. Karena ini mengurus negara.
Jadilah anak muda yang mempunyai visi ke depan dan bukan membanggakan sesuatu masa lalu.
Suka tidak suka, pembangunan infrastruktur era presiden Jokowi memang tumbuh sangat pesat. Dan itu yang akan menikmati pemerintahan yang akan datang.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews