Munarman adalah target karena jelas terlibat dalam pembaiatan anggota ISIS yang tertangkap, yang juga anggota FPI.
Mantap. Inilah kado awal Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk Presiden Jokowi. Munarman melakukan baiat terhadap para anggota ISIS. Kapolri tentu akan bertindak tegas untuk menangkap keterlibatan Munarman dalam aksi terorisme. Ini sesuai dengan perintah Presiden Jokowi untuk tegas melawan aksi premanisme, intoleransi, radikalisme, dan terorisme yang mengancam eksistensi NKRI.
Organisasi teroris ISIS adalah bagian dari Munarman. Pengakuan anggota ISIS dan FPI yang dibaiat oleh Munarman tidak mengejutkan. Sepak terjang cerdas Munarman dalam gerakan radikal, intoleransi, dan terorisme dengan FPI sebagai kendaraannya nyaris sempurna.
Dengan kedok membela Islam, publik awam digiring untuk membenci pemerintah, bahkan terhadap SBY yang membesarkan FPI pun sebagai organisasi teroris FPI berani bersikap menantang. Apalagi terhadap Jokowi yang memang anti radikalisme, terorisme, dan bahkan membubarkan ormas teroris khilafah HTI.
Dikotomi antara Islam radikal yang diajarkan Munarman dan Muhammad Rizieq Shihab (MRS) dengan Islam Nusantara diperbesar. Nilai-nilai budaya tradisional diejek, dilecehken, dibenamkan oleh FPI. Betapa budaya Sunda yang adiluhung seperti ucapan salam Sampurasun pun hendak diganti oleh FPI dengan hanya salam ala kadrun. Pancasila pun tak luput dilecehkan oleh MRS.
Senjata membangun kebencian terhadap budaya Nusantara adalah melabeli kegiatan budaya dengan menyebut sebagai syirik, musyrik, kafir, dan bukan Arab. FPI, Munarman dan teroris mengunggulkan budaya Arab yang jahiliah sebagai budaya superior.
Publik digiring untuk merendahkan budaya sendiri. Bahkan pakaian Arab mirip karung goni hitam dianggap syar’i. Paling benar. Juga daster Arabia para lelaki dianggap identitas superior menggantikan budaya sarung santri. MRS dan Munarman membangun identifikasi teroris dan non-teroris dari pakaian yang dikenakan. Haram dan halal.
Sejak awal, gelagat liat aksi radikalisme Munarman menyadarkan eksistensinya di gerakan terorisme. Saya melihat Munarman lebih dalam. Munarman adalah otak bisnis, terorisme, radikalisme dalam tubuh FPI, bersama Sobri Lubis dan Haikal Hassan. Kini keterlibatan Munarman makin kentara. Salah satu dari 19 teroris FPI yang ditangkap dibaiat oleh Munarman.
Munarman dengan kekejamannya telah terlibat melakukan pembunuhan terhadap anggota Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang Banten. Kerusuhan Cikeusik berupa pembakaran rumah, mobil motor dan pembantaian jemaat Ahmadiyah adalah pola aksi teroris. Munarman adalah Panglima Komando Laskar Islam pada saat kerusuhan Cikeusik dan pentolan ormas radikal intoleran Forum Umat Islam.
Betapa sebagai otak gerakan penyerangan di Cikeusik, FPI pada saat itu telah mampu mengatur pergerakan massa yang sangat rapi. Para anggota FPI datang menggunakan bis. FPI melakukan operasi untuk mengepung para jemaat Ahmadiyah. Di setiap gang ada anggota FPI. Dengan titik rumah milik Suparman.
Tampak sekali aksi serangan menerapkan teori dan strategi militer yang sangat canggih dan terlatih. Hanya dengan pelatihan serangan ala Cikeusik bisa seperti itu. Penempatan anggota FPI dalam radius 1-10 km, secara berlapis juga merupakan benteng untuk membendung aparat keamanan. Di situlah sepak terjang aksi terorisme Munarman yang terendus, kini terbukti terkait dengan ISIS.
Dalam serangan ke Cikeusik, pola kerusuhan dengan menyulut sentiman sesat, syirik, musyrik diteriakkan dengan takbir sebagai senjata mengompori massa. Tak pelak rumah-rumah dibakar, motor, mobil tak luput dari serangan. Puluhan orang terluka. Tiga orang anggota Ahmadiyah tewas dibantai oleh para anggota teroris FPI.
Kejahatan kemanusiaan pembantaian oleh FPI terhadap jemaat Ahmadiyah pada 2011 ini tidak tersentuh oleh hukum. Bahkan Munarman menantang akan menjatuhkan SBY jika berani membubarkan FPI. Tentu SBY yang penakut ciut, bertekut lutut.
Keberadaan FPI semakin berkibar, tiga tahun setelah pembantaian Cikeusik, aksi terorisme FPI makin berkembang. Laskar khusus FPI diberi pelatihan ala militer. Senjata apapun dimiliki oleh FPI seperti pengakuan Rizieq Shihab. Sangat kuat. Bahkan FPI pun bisa menyusup ke militer dengan mendapatkan pelatihan di Banten. Semuanya karena peran Munarman.
Pada 2014, FPI dan GARIS mendukung ISIS. FPI sebagai gerakan klandestin terorisme, berkedok sebagai ormas pembela Islam. Para koruptor, Cikeas, Cendana, Chaplin sejak dulu, dan politikus seperti pentolan PKS Hidayat Nur Wahid yang berpaham Wahabi dan Ikhwanul Muslimin, juga Din Syamsuddin, membela teroris FPI. Juga tentu politikus apkiran seperti Amien Rais, Busyro Muqaddas, dan gerombolan 212 mendukung FPI.
Dengan lantang MRS dan FPI mendukung ISIS. Munarman melakukan baiat kepada para anggota ISIS. Artinya Munarman sebagai pentolan ISIS di Indonesia jelas terlibat dalam terorisme. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo harus mengusut tuntas keterlibatan Munarman dalam pembunuhan di Cikeusik, dan keterlibatan Munarman sebagai pimpinan ISIS di Indonesia.
Ini sejalan dengan harapan Presiden Jokowi yang memberangus HTI, FPI, FUI yang senyatanya terlibat kerusuhan di Cikeusik dan Temanggung beberapa tahun lalu. Dan, Munarman adalah target karena jelas terlibat dalam pembaiatan anggota ISIS yang tertangkap, yang juga anggota FPI. Klop.
Tidak ada ruang lagi bagi Munarman dan FPI sebagai bagian dari gerakan teroris.
Ninoy Karundeng
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews