Saran saya buat Fahri Hamzah, gak perlu mengomentari hal hal yang tidak benar benar urgen, buat pribadi maupun buat partai Gelora, selow aja, urus yang urgen di urus, gelora masih start up.
Komentar Fahri Hamzah (FH) soal Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) itu murni komentar FH pribadi, secara politik begitu, karena Partai Gelora juga belum sah sebagai sebuah partai di Kemenkumham.
Kenapa pada sibuk mengurus komentar Fahri Hamzah? Komentar FH sama dengan komentar warga negara lain termasuk saya, bisa salah bisa benar. Itu hak semua warga negara.
Yang dituntut bersikap jelas di sini adalah partai politik yang punya kursi di Senayan, Anda yang punya kursi, suarakan di Senayan kenapa berisik di medsos?
Saya, Fahri Hamzah, dan warga negara biasa lainnya tidak punya kuasa mengubah keputusan Erick Thohir atau keinginan Jokowi angkat Ahok, yang harus Anda sibukkan diri adalah mengkritik mereka, kenapa meributkan Fahri Hamzah yang sipil biasa bukan pejabat.
Siapa saja boleh komentar soal ini, sebagai tanda cinta warga negara kepada Indonesia. Gak ada yang salah, justru yang salah adalah yang gagal fokus dan gagal paham.
Fahri Hamzah warga negara biasa, bukan pejabat yang elected official yang dibayar rakyat untuk mengkritisi pemerintah, Fahri Hamzah yang sekarang beda dengan Fahri Hamzah yang wakil ketua DPR dulu.
Jangan lebay dan gagal fokus, kritis boleh, galfok jangan, kritis boleh tapi argumen nya harus jelas, jangan asal kritis gak jelas.
Saran saya juga buat bang FH dkk, gak perlu juga mengomentari hal hal yang tidak benar benar urgen, buat pribadi maupun buat partai Gelora, selow aja, urus yang urgen di urus, gelora masih start up. Masih butuh banyak energi.
Khawatir nanti komentar komentar anda salah dipahami oleh kaum cocoklogi yang suka gagal paham Mulu soal soal ini,yang penting serang Fahri Hamzah, yang penting ada momentum serang gelora.
Ini hanya masukan saya sendiri sebagai pengamat, bukan sebagai kader partai manapun.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews