Golput menjadi kekhawatiran dalam setiap kontestasi pemilu baik dalam Pilkada maupun Pemilu nasional yaitu Pileg atau Pilpres. Golput merupakan masalah sekaligus musuh utama dalam pemilu. Bukan cuma karena masyarakat apatis, tapi sisa surat suara karena Golput khawatir disalahgunakan .
Jika Golput cukup tinggi dalam kontestasi Pemilu maka legitimasi dari Pemilu itu sendiri menjadi kurang berkualitas dan selanjutnya dapat menjadi celah bagi pihak-pihak tertentu untuk mempolitisasi hasil Pemilu.
Golput bukanlah sebuah pilihan. Golput hadir dari rasa pesimistis dan apatisme sekelompok orang terhadap calon pemimpin dan kondisi lingkungan. Gerakan Golput ini juga tidaklah membawa perubahan yang baik bagi kondisi politik Indonesia.
Atas pemahaman diatas, Forum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI) dengan berbagai aksi kreatif terus mengajak masyarakat menyambut dan.mensukseskan Pemilu dengan antusias tinggi dan rasa riang gembira. Dengan demikian, semoga angka Golput dapat ditekan. Berikut 3 tips mengajak teman, kerabat dan masyarakat agar tidak Golput, Tips ini diberikan oleh Koordinator Nasional FPMSI Hafyz Marshal.
1. Hilangkan Pikiran Negatif
Stigma bahwa Politikus adalah ‘kotor’ dan tidak baik masih menjadi salah satu faktor di antara banyak faktor yang mampu menurunkan partisipasi pemilih di masyarakat.
“Saya tidak sependapat dengan mereka yang mengatakan para politikus semuanya kotor. Saya masih yakin ada orang-orang bersih di sana meski jumlahnya tidak banyak dan bisa membuat ’bersih’ momentum Pemilu inilah seharusnya dimanfaatkan.untuk.memilih sebanyak-banyaknya politisi.bersih bersih agar dapat memimpin dan mewakili “ujar Hafyz.
Oleh karena itu melalui proses demokrasi ini, pastikan dirimu terlibat dalam Pemilu ini. Pilihlah caleg-caleg dan Presiden yang mampu mengayomi masyarakat kedepan.dan.mau bekerja keras untuk rakyat yang diwakilinya.
2. Katakan Tidak, Pada Yang Mengajak Golput
Dengan menolak, berarti sudah menyelamatkan masa depan Bangsa, karena Golput seperti mengabaikan satu fakta bahwa masih ada kelompok masyarakat cerdas lain dalam tatanan demokrasi selain mereka. Sikap Golput seolah-olah melihat tidak ada lagi jalan keluar dan memandang cuma mereka saja yang punya konsepsi ideal. Lalu ketika konsep ideal tersebut tidak bisa diterapkan, terus menyalahkan realitas di lapangan.
3. Bersikap Aktif
“Kalau ada konten yang terverifikasi ya distribusikan. Tapi kalau ada konten bohong, ya nggak usah disebar. Kalau ada konten yang menghina, abaikan kalau perlu laporkan. Setidaknya, sebagai milenial, berusaha aktif dan menjadi filter saja lah lebih dulu” Kata Hafyz.
Aktif yang dapat dilakukan memutus mata rantai supply dan demand, agar narasi negatif yang menyasar bisa berkurang. Lalu cara untuk memutus mata rantai tersebut adalah jangan diam dan bersikap aktif.
Dalam kadar tertentu Golput merupakan sikap pengecut, tanda orang yang mengalah, dan merupakan pertanda orang yang sudah putus harapan. Jadi mulai sekarang Ayo Aktif !
Senada dengan ucapan Hafyz, Ketua Forum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI) Rusdil Fikri mengingatkan agar publik tanah air turut serta, meramaikan dan memilih pemimpin yang memiliki rekam jejak terbaik, dan sudah jelas kerjanya nyatanya.
"Kita masih butuh pemimpin yang track record baik, bersih, jujur dan tidak korupsi serta bekerja dengan keras dan baik serta tulus. Lalu yang terpenting sudah jelas kerja nyatanya untuk Indonesia," tuturnya.
Rusdil Fikri Juga berharap Pemilu 2019 pada 17 April nanti dapat berjalan damai., berkualitas dan bermartabat.
"Stop Ajakan Golput di Pilpres 2019, Jangan Takut Memilih dan Datang Ke TPS untuk gunakan hak suaramu dengan jernih dan cerdas. Mari bersama sama menjaga situasi kamtibmas yang aman, damai dan nyaman. Pileg dan Pilpres 2019 damai rakyat pun ikut tenang," tutup Ketua FPMSI Rusdil Fikri dalam keterangan persnya (15/4).
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews