Platform partai harus terus menerus diperbaiki, dan di evaluasi, agar menghasilkan sebuah platform yang benar benar mapan dan relevan dengan kebutuhan di lapangan dari waktu ke waktu.
Prioritas utama jika kita terjun berpolitik adalah meningkatkan kapasitas kita sebagai individu.
Semua kader dan stakeholder partai harus terus meningkatkan kapasitas dirinya, yang memang itu sejatinya adalah kebutuhan dasar hidupnya, baik dia berpolitik atau tidak.
Maka dengan sendirinya, kualitas narasi politik kita akan naik kelas Baik di internal maupun eksternal.
Yang otomatis juga akan mendorong semakin banyaknya orang orang cakap dan berkualitas di sebuah partai politik.
Sebuah parpol, harus terus menerus meningkatkan golongan menengah nya di antara kader dan follower di seluruh negeri.
Karena Parpol yang hanya di support oleh kalangan bawah, minim kapasitas dan kurang cakap. Akan menghasilkan parpol yang stagnan, tidak maju, dan akan mengalami kemunduran. Berapa banyak pun jumlah kader yang mereka miliki.
Sebuah narasi politik harus Short and Sharp. Simpel tapi tajam, simpel tapi tepat sasaran dalam mendorong semangat dan pemahaman kader dalam meniti jalan panjang proses yang marathon.
Sebuah parpol, jika gagal melakukan shifting kapasitas kader menuju kelas menengah dan elit, maka dia akan mengalami stagnasi aksi, stagnasi narasi, dan stagnasi orientasi.
Kelas menengah di partai harus terus diupayakan dalam jumlah yang besar. Sehingga menjadi back Bone dan menjadi mesin yang sangat bertenaga dalam mendorong laju perjalanan sebuah organisasi.
Politisi adalah manager dalam narasi bangsa. Mustahil dia bisa menunjukkan jalan jika dia sendiri masih tersesat.
Platform partai harus terus menerus diperbaiki, dan di evaluasi, agar menghasilkan sebuah platform yang benar benar mapan dan relevan dengan kebutuhan di lapangan dari waktu ke waktu.
Tengku Zulkifli Usman
Fungsionaris DPN Partai Gelora Indonesia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews