Usai berbagai kericuhan di Papua, geliat perekonomian mulai bangkit meski tertatih-tatih. Ketika Gubernur Papua Lukas Enembe bersama petinggi kepolisian dan TNI datang ke sana, masyarakat yang sempat mengungsi ke markas aparat, sudah kembali ke rumah masing-masing. Kios-kios sudah mulai buka, tapi jumlahnya sedikit.
Kerusuhan di Papua mengakibatkan ribuan orang dari berbagai daerah yang bermukim di Papua berbondong-bondong kembali ke kampung halaman. Ada yang dibiayai pemerintah daerahnya, tapi ada juga yang merogoh kocek pribadi.
Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw mengingatkan para pekerja untuk sementara jangan pergi bekerja di luar kawasan Kota Wamena. Disebabkan situasi keamanan di beberapa daerah pinggiran Wamena belum benar-benar kondusif.
Kapolda mengakui semua Pemerintah Daerah bersama jajaran aparat keamanan telah bekerja keras untuk mengupayakan pemulihan kembali situasi Kota Wamena yang sempat luluh lantak akibat dilanda kerusuhan. Dengan situasi kamtibmas yang berangsur-angsur pulih kembali itu, katanya, aktivitas sekolah, pemerintahan maupun kesehatan di Kota Wamena kini mulai bergeliat lagi.
Kerusuhan tidak ada manfaatnya sama sekali untuk semua pihak, karena kerusahan akan berimbas ke semua lini kehidupan, perekonomian tentunya akan terganggu.
Patut kita syukuri, semua pihak telah bekerja keras dalam mendorong perdamaian yang abadi di tanah Papua. Salah satunya, aksi ‘Papua Damai’ yang dilakukan oleh tim sepak bola kebanggaan Papua, Persipura Jayapura, mereka turun ke jalan untuk membagikan bunga, air mineral, dan pembatas buku bagi pengguna jalan.
Dalam unggahan akun media sosial Persipura, terlihat skuat Mutiara Hitam membentangkan spanduk bertuliskan '#SaveNduga #SaveWamena Harapan dan Dukungan Kita untuk Papua Damai'.
Mereka melakukan aksi tersebut dibagi menjadi 3 daerah. Titik pertama di lampu merah Sentani, kedua di lampu merah lingkaran Abe, dan terakhir di titik nol Jayapura Taman Imbi.
Keadaan kerusuhan Papua baik di Wamena dan daerah lainnya berawal dari isu rasial. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua, disebabkan oleh kesalahpahaman terkait isu seorang guru yang disebut melecehkan muridnya dengan perkataan bernada rasial. Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, kesalahpahaman itu terjadi ketika seorang guru di SMA PGRI tengah mengajar dan meminta seorang muridnya untuk berbicara lebih keras.
Berbagai provokasi dan hoax banyak ditebar di media sosial untuk mendorong dunia internasional ikut campur kewenangan kita dalam mengelola konflik di Papua. Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menilai ada indikasi provokasi dari pihak asing terkait kerusuhan di Wamena, Papua.
Kata dia ada pihak yang ingin Indonesia sejarah tidak sengaja melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat. Indonesia sengaja dipancing untuk melakukan hal tersebut. Sehingga penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Papua ditangani oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sebagai anak bangsa kita perlu waspada dan berhati-hati dalam menyebarkan sebuah informasi, karena fenomena hoax-provokatif sudah massif dilakukan. Banyak cara yang bisa kita lakukan dalam menilai konten tersebut berita hoax atau bukan, biasanya bila judulnya berita atau informasi tersebut sangat memancing perhatian, kebanyakan berita tersebut hoax. Selain itu, kita juga bisa mengecek berita itu fakta melalui media-media yang terpercaya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews