Bukti keseriusan dan kehadiran pemerintah dalam tanggap bencana. Publik tentu berdoa semoga masyarakat di yang terkena musibah dapat segera pulih dan beraktivitas seperti sedia kala.
Presiden Jokowi mengunjungi korban gempa di Ambon pada Selasa (29/10.2019). Kunjungan merupakan bukti hadirnya negara di wilayah bencana. Selain sebagai dukungan mental kepada masyarakat, kehadiran Presiden Jokowi diharapkan mempercepat proses rehabilitasi pasca bencana.
Bagi sebagian penduduk di dunia, bencana adalah bagian dari konsekuensi alam yang kita tinggali. Ada yang khusus daerahnya menjadi langganan gempa, banjir atau sebagainya. Namun, adapula bencana alam ini tersebab oleh ulah manusia itu sendiri.
Berdasarkan data, dunia telah mengalami fase penuaan sebagai bagian dari perkembangan zaman. Terlebih, banyaknya sumber daya alam yang rusak akibat keserakahan manusia ini dianggap sebagai faktor terjadinya bencana di mana-mana. Bahkan, sejumlah literatur menyebutkan, wilayah yang aman dari musibah pun menjadi daerah rawan bencana.
Tak dipungkiri, dalam kasus bencana alam seringkali membutuhkan banyak bantuan. Mulai dari yang materil hingga spiritual. Banyak pihak menyatakan bahwa, dorongan secara psikis ini mampu membuat korban bangkit lagi dan beranjak dari traumatik kejadian yang menimpanya. Terlebih, dalam musibah biasanya akan ada korban nyawa, entah keluarga, saudara, teman atau yang lainnya. Hal ini tentu akan membuat perasaan si korban makin terpukul.
Melalui lawatan Presiden Jokowi bersama Ibu Negara, Iriana ke Kota Ambon, Maluku. Pemerintahan memberikan perhatiannya secara mental maupun spiritual. Sesuai jadwal agenda kerja Presiden segera menuju Universitas Darusalam di Desa Tulehu yang menjadi pusat pengungsian korban gempa bumi di wilayah tersebut.
Tak hanya itu, pihaknya juga melaksanakan pertemuan terbatas dengan para tokoh adat, kepala desa beserta tokoh masyarakat dari ke-tiga wilayah yang terkena lindu. Yang antara lain berasal dari Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan juga Kabupaten Seram Barat. Dalam kunjungan tersebut dilaporkan, Presiden beserta rombongan akan menyambangi rumah sakit darurat Dr. Ishak Umarela desa Tulehu.
Bak gayung bersambut, bukti kecintaannya kepada masyarakat, Jokowi dan rombongan disambut begitu antusias oleh para pengungsi. Orang RI 1 itu, menyempatkan diri berkeliling dan meninjau ke tenda-tenda dengan fasilitas trauma healing.Tak lupa, dirinya juga melakukan dialog dengan para penyintas gempa di posko pengungsian.
Meski tak mudah, pemulihan daerah yang terdampak bencana juga memerlukan perhatian tersendiri. Merujuk pada pandangan ilmu psikologi kondisi mental penyintas saat ini masih berfokus pada tahap penyesuaian diri dengan situasi yang tidak mengenakkan, disertai ingatan-ingatan akan pengalaman terkait bencana yang acapkali dianggap sebagai kondisi trauma. Sehingga, penyediaan trauma healing ini sangat diperlukan.
Menurut laporan, mereka telah berada di kamp - kamp pengungsian sejak gempa ber-magnitudo 6,5 SR yang mengguncang wilayah Maluku pada 26 September 2019 lalu. Sembari berdiskusi, Jokowi berjanji akan segera membangun fasilitas yang rusak akibat gempa tersebut. Salah satu anggota penyintas turut mengungkapkan berbagai kendala saat di kamp pengungsian ini. Diantaranya ialah, ketersediaan air bersih, tenda yang mulai robek, serta kebutuhan dapur umum.
Berkenaan dengan keluhan tersebut, Jokowi merespon secara cepat. Dirinya menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak perlu dirisaukan. Bahkan, akan ada ganti rugi kepada masyarakat yang huniannya rusak akibat bencana ini, sesuia dengan jumlah yang telah ditentukan. Hal ini, sama dengan daerah lain yang juga menerima konsekuensi yang sama saat tertimpa bencana.
Salah satu dosen Universitas Darussalam Ambon juga meminta agar fasilitas masjid di kompleks kampus segera bisa diperbaiki. Sebab, dirinya mengklaim kondisinya rusak parah akibat bencana tersebut. Menanggapi hal ini, Presiden Jokowi langsung menginstruksikan pada Basuki Hadimuljono, selaku Menteri PUPR, yang saat itu turut hadir mendampingi bersama beberapa pejabat lainnya. Termasuk, Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan dan juga Doni Monardo, Kepala BNPB
Terkait kunjungan Presiden ini, diharapkan mampu membuat para pengungsi berbesar hati.
Sebab pemimpin negaranya juga tak acuh akan bencana yang menimpa ini. Bahkan, memberikan perhatian secara khusus dan langsung menuju lokasi terdampak. Guna melihat serta meninjau secara langsung kondisi real serta bagaimana menemukan solusinya.
Mungkin bagi sebagian orang, kunjungan tersebut hanyalah agenda kerja kenegaraan. Namun, bagi Presiden sendiri dan korban pengungsian akan mampu membangun membangun ikaran emosional guna memberikan sokongan semangat dalam menghadapi kehidupan terkait bencana yang tengah melanda.
Selain itu, hal ini merupakan bukti keseriusan dan kehadiran pemerintah dalam tanggap bencana. Publik tentu berdoa semoga masyarakat di yang terkena musibah dapat segera pulih dan beraktivitas seperti sedia kala.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews