Pada ujungnya adalah soal etika. Bukan cuma soal boikot-boikotan.
Bukalapak adalah salah satu unicorn Indonesia. Selain Bukalapak, kita juga punya Tokopedia yang asli milik anak negeri. Unicorn disini maksudnya perusahaan start-up yang valuasinya di atas 1 milyar dolar AS.
Jadi begini. Presiden Jokowi kita tahu, memberi dukungan luar biasa pada karya anak bangsa. Ia mendorong perusahaan-perusahaan start-up untuk tumbuh dan berkembang. Pemerintah bahkan membentuk tim khusus untuk mendorong beberapa start-up lagi untuk tumbuh menjadi unicorn baru.
Kepada Bukalapak perhatian Jokowi gak kalah. Ini ditunjukan Presiden hadir di acara ulang tahun BL. Suatu kegiatan yang jarang dilakukan Jokowi untuk menghadiri acara perusahaan milik konglomerat sekalipun. Saat acara itu, tentu saja, CEO BL Achmad Zaky bisa bicara banyak dengan Presiden.
Gak cuma datang, Jokowi juga meng-endorse Bukalapak di akun media sosialnya. Betapa beruntungnya Bukalapak mendapat perhatian besar dan tulus dari seorang kepala negara.
Sebelumnya pertemuan Zaky dan Presiden beberapa kali terjadi. Bersama bos start-up lain Zaky punya banyak kesempatan melontarkan masukan dan gagasan.
Orang yang pernah berjumpa dengan Presiden Jokowi pasti tahu, ruang komunikasi gak susah. Jokowi bukan tipe Presiden yang banyak ngomong. Dia selalu memberi waktu orang lain untuk bicara. Dia selalu membuka diri untuk masukan.
Apalagi jika datang dari pengusaha seperti Zaky.
Bukan hanya Zaky. Diajeng Lestari, pendiri Hijup.com, juga baru saja diterima diterima Jokowi di istana negara. Diajeng pasti merasakan bagaimana besarnya perhatian Presiden pada bisnis anak-anak muda. Diajeng adalah istri Achmad Zaky.
Jadi kepada bisnis yang digeluti Zaky dan keluarga, Jokowi memang memberi support luar biasa. Dukungan dari seorang Presiden dinikmati Zaky dan kekuarga yang menjadikannya kini kaya raya.
Lalu apa balasan Zaky?
Baru saja dia menulis di twitter sebuah kritik, tapi kedengarannya lebih mirip cacian. Dia menyebut Pemerintah Jokowi 'omong kosong'. Omong kosong artinya pembohong. Mirip gaya bermedsos anak PKS saat kendiskreditkan Jokowi.
Zaky mengutip data tahun 2010 mengenai dana R&D Indonesia. Berdasarkan data usang itulah dia menuding pemerintah Jokowi omong kosong. Kqlau soal memelintir data, kayaknya Zaky meniru cara Prabowo atau Sandi.
Lalu di bagian bawah twitnya dia berharap ada Presiden baru.
Hohohohoho... Luar biasa bukan?
Begini. Indonesia memang negara demokratis. Setiap orang bisa mengungkapkan dukungan politiknya secara terbuka. Itu gak masalah.
Bahkan setiap orang bisa mengkritik Presiden kapan saja. Itu biasa. Kita menikmati berkah demokrasi.
Jika bos Bukalapak Achmad Zaky ingin memberi dukungan terbuka pada Prabowo, itu juga syah. Begitupun jika ia ingin memberikan kritik. Tapi kritik pedas sampai bilang pemerintah omong kosong berdasarkan data palsu, justru ketika Jokowi telah memberi perhatian besar pada Bukalapak, rasa-rasanya lebih berkesan sebagai orang yang gak tahu terimakasih.
Zaky bisa saja mengkritik saat bertemu lamgsung dengan Presiden. Atau jika ia lupa, ia bisa menitipkan kritik itu kepada istrinya yang juga baru diterima di istana negara. Itu yang disebut orang dengan etika.
Tapi gak begitu akhlak Zaky. Ia lebih memilih teriak-teriak di medsos. Mencaci pemerintah dengan sebutan 'omong kosong'. Dan dia berharap ada presiden baru. Kampanye terbuka yang justru menantang Jokowi.
Setelah perhatian Presiden selama ini, Zaky membalasnya dengan berkata, 'Lu tuh omong kosong. Gue mau presiden baru. Ape lu, ape lu!'
Itulah perilaku seorang Zaky.
Itu juga yang membuat banyak orang geram. Kekurangajaran yang telanjang dipertontonkan bos Bukalapak. Jika kemudian ada seruan uninstall Bukalapak, saya rasa wajar. Zaky bebas menyatakan harapannya pada presiden baru. Orang juga bebas mau install atau uninstall Bukalapak. Terserah.
Saya sendiri langsung uninstall bukan karena berbeda pilihan politik. Tapi kekurangajaran dan gak tahu rasa terimakasih itu yang bikin saya muak. Orang begini gak pantas saya pakai produknya.
Toh, masih ada aplikasi lain yang bisa digunakan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews