JAKARTA — Menjaga kondusivitas di dunia nyata dan ruang digital menjadi bentuk baru semangat pemuda Indonesia yang relevan dengan tantangan zaman.
Semangat itu mencerminkan adaptasi nilai-nilai Sumpah Pemuda: persatuan, toleransi, dan gotong royong ke dalam kehidupan modern yang serba digital.
Dalam momentum Hari Sumpah Pemuda 2025, Staf Ahli Bidang Hubungan Pusat, Daerah, dan Internasional Kemenpora, Suyadi Pawiro, menegaskan bahwa semangat persatuan harus diwujudkan tidak hanya dalam tindakan sosial, tetapi juga interaksi dunia maya.
“Sumpah Pemuda harus terus menjadi cerminan dan refleksi generasi muda untuk meningkatkan nasionalisme, persatuan, dan kreativitas di masa depan, termasuk dalam ruang digital yang kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Suyadi menyampaikan bahwa Kemenpora memperluas fokus pengembangan karakter dan literasi digital generasi muda.
Upaya tersebut, katanya, bertujuan agar pemuda mampu menjadi garda terdepan dalam menciptakan ruang sosial yang aman, damai, dan produktif di tengah derasnya arus informasi.
Sementara itu, Novelis J.S Khairen menilai bahwa menjaga kondusivitas di dunia maya membutuhkan kepekaan dan tanggung jawab sosial dari setiap anak muda.
“Pada saat anak muda punya tenaga dan idealismenya, mereka harus dilibatkan di posisi strategis, termasuk dalam membentuk budaya digital yang sehat,” katanya.
Ia menambahkan, literasi dan pembiasaan berpikir kritis merupakan kunci agar generasi muda tidak mudah terpengaruh oleh hoaks atau ujaran kebencian.
“Buat para anak muda, bacalah minimal dua buku setiap bulan—satu fiksi untuk hati dan satu nonfiksi untuk kepala. Itu akan melatih kepekaan dan memperkuat karakter bangsa,” pesannya.
Di sisi lain, Musisi dan Penulis Lagu Indra The Rain menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara semangat dan etika dalam menggunakan media sosial.
“Pemuda adalah cermin bangsa. Gunakan energi dan kreativitas untuk menyebarkan hal positif, membangun solidaritas, dan menyemai semangat kebangsaan di dunia digital,” tuturnya.
Ia menilai, kolaborasi dan inovasi menjadi kekuatan utama pemuda untuk menjaga kondusivitas sosial, baik di ruang nyata maupun maya.
Menjaga kondusivitas di era digital bukan sekadar menjaga ketertiban, tetapi juga menciptakan ruang inklusif bagi setiap warga untuk tumbuh bersama.
Dengan semangat Sumpah Pemuda yang adaptif, generasi muda Indonesia membuktikan diri sebagai penjaga persatuan sekaligus pelopor peradaban digital yang beretika dan berkarakter. (*)
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews