Pelaku Kriminalisasi Deg-degan, Ahok Sebaiknya "Cabut Gusti Ora Sare"

Hanya Ahok yang bisa menghentikan karma yang mengerikan. Sebaiknya Ahok mencabut pernyataan akhirnya. Kasihan sekali kalau Ahok tidak mencabut doa penutup di persidangan di atas.

Kamis, 30 Desember 2021 | 15:41 WIB
0
217
Pelaku Kriminalisasi Deg-degan, Ahok Sebaiknya "Cabut Gusti Ora Sare"
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (Foto: Facebook/Ninoy N. Karundeng)

Makan korban. Netizen Indonesia punya ingatan luar biasa. Bahwa para pelaku kriminalisasi Ahok benar-benar dihinakan. Tak usah menyebut para orang. Tidak perlu menyebut Tengku Zulkarnaen, tidak juga Muhammad Rizieq Shihab, Ustadz Maheer, Ustadz Arifin Ilham, Haji Lulung, Mulyadi Tamsir. Tak usah menyebut mereka.

Dan, netizen Indonesia paling kejam. Paling anyar netizen ingat tentang pembuat opini sesat Sumber Waras, kriminalisasi hukum BPK Azhar Aziz. Faktanya tidak ada perbuatan kriminal dalam kasus Sumber Waras.

Yang masih hidup pun dihinakan, lainnya seperti Munarman, Bernard Abdul Jabbar, dan SBY yang partainya kisruh. Tak sampai di situ pembuat fatwa kriminalisasi Ahok oleh MUI, yakni Muhammad Zain An Najah pun ditangkap Densus 88 karena teroris.

Kompor provokasi kriminalisasi Ahok, selain SBY, ustadz Farid Okbah pejabat MUI pun ternyata teroris yang juga ditangkap oleh Densus 88. Tentu mulut nyinyir keluar dari 212 yang begitu bangga berhasil menyingkirkan Ahok dan mendudukkan Anies Baswedan – pejabat tak berguna bagi rakyat, seperti kalau presiden, ya SBY.

Buni Yani telah dihinakan, dibui. Orang yang menjadi pemicu kriminalisasi oleh Ahmad Zain An Najah, malah dipenjara. Padahal upaya membebaskan begitu gencar. Hanya karena ada operasi memaksa harus menghukum Buni Yani yang membuat dia dibui, dan ketika bebas menjadi sampah peradaban.

Bachtiar Nasir, dan beberapa provokator lain tinggal menunggu waktu. Publik juga tidak boleh lupa teroris dosen khilafah HTI Institut Pertania Bogor (IPB) Abdul Basith. Dia adalah aktor penting penggerak demo 4/11, dan 212 wilayah Bogor yang terkait dengan mobilisasi kaum radikal Bogor, dengan koordinasi ke Cikeas. Teroris Abdul Basith harus tetap diawasi karena aktivitasnya di daerah Tangerang Bogor, telah merekrut ratusan orang. Berbahaya.

Anwar Abbas pun kini menjadi sampah media sosial karena terbukti sesungguhnya dia tidak memiliki kualifikasi ulama sama sekali. Dia hanya provokator, penanda tangan fatwa kriminalisasi Ahok. Anwar Abbas menjadi pembuka kotak Pandora bahwa rezim SBY melepaskan jutaan hektar tanah untuk 1% penduduk yang nota bene para konglomet dan mafia tanah. Begitu dipermalukan.

Tak usah berbicara penandatangan fatwa MUI, Ma’ruf Amin, dia sudah mengaku di media massa karena terpaksa. Ya tidak ada manusia sempurna. Kekhilafan yang diikuti oleh tobat nasuha dan penyesalan.

Netizen menemukan fakta betapa doa Ahok mujarab, karma bekerja dengan sempurna: Gusti Ora Sare.

Percayalah sebagai penutup, kalau Anda menzalimi saya, yang Anda lawan adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Esa. Saya akan buktikan, satu persatu dipermalukan. Terima kasih...".

Jika tidak maka dipastikan akan membuat semua yang terlibat was-was. Karena karma dan doa orang teraniaya pintu langit terbuka lebar tanpa sekat. Menuju ke Allah SWT.

Kemudian, Nabi Muhammad SAW juga bersabda bahwa doa orang yang terzalimi atau teraniaya tidak penghalang dan akan sangat mudah diijabah oleh Allah SWT.. Artinya: “Dan berhati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah.” (H.R. Bukhori dan Muslim).

Mengingat makin hari setiap yang terlibat kasus kriminalisasi Ahok, yang sejatinya adalah upaya Kudeta Makar terhadap Jokowi yang gagal total, menemukan titik kebenaran doa Ahok.

Hanya Ahok yang bisa menghentikan karma yang mengerikan. Sebaiknya Ahok mencabut pernyataan akhirnya. Kasihan sekali kalau Ahok tidak mencabut doa penutup di persidangan di atas.

Ninoy Karundeng.

***