Neta sepertinya mecurigai ada pressure terhadap Nurhadi dengan cara-cara yang unprocedure, dikuatirkan pengakuannya akan keluar dari substansi yang sebenarnya, dan melebar kemana-mana.
Seperti diberitakan sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi KPK menangkap Mantan Sekjen Mahkamah Agung Nurhadi, dan menantunya Rezky Hebriyono, Senin 1 Juni 2020, terkait kasus jual-beli perkara di Mahkamah Agung.
Jalan panjang pengungkapan kasus jual-beli perkara ini sudah berlangsung sejak tahun 2016, penangkapan terhadap Nurhadi ini dilakukan setelah berbagai upaya pemanggilan pada April 2020, dan selalu mangkir, sehingga dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO).
Pada awalnya Nurhadi menjadi target KPK setelah lembaga anti rusuah itu menangkap Sekretaris Panitera Pengadilan negeri Jakarta Pusat, Edy Nasution yang menerima uang suap Rp 50 juta dari pegawai PT Artha Pratama Anugerah, Doddy Aryanto Supeno, di parkiran Hotel Acacia, Jakarta Pusat.
Tujuan Doddy menyuap Edy untuk memuluskan berbagai perkara yang sedang dihadapi Group Lippo di Pengadilan dan Mahkamah Agung. Sementara PT Artha adalah salah satu anak perusahaan Group Lippo.
Atas temuan di tahun 2016 tersebut, penyidik KPK sempat menggeledah rumah Nurhadi di Jalan Hang Lekir V nomor 6, Jakarta selatan. Setelah penggeledahan tersebut, berdasarkan dokumen yang diperoleh Majalah Tempo, terlacak adanya upaya Nurhadi meminta perlindungan sejumlah orang penting.
Dari hasil penggeledahan ini, penyidik KPK sepertinya menemukan sesuatu yang lain pada akhirnya, sehingga target penangkapan Nurhadi adalah juga untuk membuka tabir siapa orang dibelakang Nurhadi yang begitu kuat melindunginya
Dalam percakapan rahasia Nurhadi dengan sejumlah orang tersebut, salah satunya diketahui berinisial BG. Seperti yang dilansir Tempo.co, Nurhadi via ajudannya dari kepolisian meminta akses hubungan ke BG, yang tujuannya meminta perlindungan. Memang tidak disebutkan siapa BG dalam percakapan tersebut,
+ Ijin Ndan. Bisa diakseskan ke BG informasi Ndan. Bapak (Nurhadi ) habis di-ini sama Kuningan (KPK).
- Hah, kenapa?
+ Bapak rumahnya habis diperiksa Kuningan (digeledah). Semalem jam 11 malam dan baru selesai jam 7 barusan. Terus tadi Bapak (Nurhadi) bilang kasih tahu Pak BG.
- Oke. Kami informasikan segera. Ini lagi serah-terima (sejumlah kapolda baru).
Penangkapan Nurhadi dan Rezky oleh Tim Penyidik KPK, konon kabarnya diketuai oleh Novel Baswedan, semakin diyakini penyidik akan membuka tabir siapa-siapa yang terlibat dalam melindungi Nurhadi, dalam penanganan kasus yang sedang dihadapinya.
Ada indikasi selama pelariannya Nurhadi dilindungi oleh pihak-pihak tertentu, namun dugaan ini belum bisa dibuktikan.
Kronologis semua peristiwa ini tentunya sangat memperlihatkan betapa Novel Baswedan sangat berkeinginan untuk menyidik kasus Nurhadi ini, sepertinya ada keterkaitannya sosok yang ada di belakang Nurhadi dengan kasus yang dialaminya.
Baru-baru ini Ketua Presedium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, menuding pemeriksaan terhadap Nurhadi oleh penyidik KPK dilakukan di luar Gedung KPK. Tudingan tersebut sudah dibantah oleh KPK.
Neta sepertinya mecurigai ada pressure terhadap Nurhadi dengan cara-cara yang unprocedure, dikuatirkan pengakuannya akan keluar dari substansi yang sebenarnya, dan melebar kemana-mana.
Memang ada kepentingan penyidik KPK untuk mengetahui lebih jauh, keterkaitan berbagai pihak yang ditengarai terlibat dalam melindungi Nurhadi dan Rezky.
Sejauh apa kepiawaian penyidik KPK bisa membongkar berbagai misteri yang menutupi kasus ini, dan seperti apa nantinya temuan akhir penyidik KPK?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews