Tapi kenapa orang yang sudah berlutut minta maaf masih harus diiinjak kepalanya? Apalagi Ninoy dulunya menulis bagus-bagus soal PSI.
Sepanjang ingatan, cuma PSI, partai yang memperlakukan pelaku hoax sedemikian telengasnya. Tahu 'kan telengas? Pasti tahu ah karena PSI 'kan isinya orang-orang pinter semua. Kaya raya lagi.
Biasanya jika satu partai merasa difitnah langsung melapor ke polisi. Rusaknya wibawa harus langsung sekali lagi langsung ditangani oleh otoritas keamanan yang punya wewenang memaksa. Agar wibawa partai bisa terlindungi.
Namun PSI tidak menempuh cara itu.
Ninoy memang salah. Jika demikian hancurnya hati PSI karena tulisan ngawurnya, seharusnya langsung lapor polisi.
Tapi justru pelaporan itu dilakukan setelah jalur kekeluargaan sudah ditempuh. Ninoy datang minta maaf dan divideokan.
Cara ini sebenarnya sudah maksimal untuk mempermalukan Ninoy. Sekaligus membuat dia berfikir 700 kali untuk menulis artikel sampah lagi.
Tapi kenapa orang yang sudah berlutut minta maaf masih harus diiinjak kepalanya? Apalagi Ninoy dulunya menulis bagus-bagus soal PSI.
Itulah yang membuat kita heran.
Apalagi banyak pengurus PSI yang lama tinggal dan belajar di belahan Eropa dan Amerika. Harusnya mereka paham benar bagaimana orang-orang bule memperlakukan seorang yang bersalah.
Harusnya mereka mengadaptasi ideologi Barat menghukum secara sosial orang bersalah dengan cara welas asih agar yang bersangkutan tobat.
Give him a second chance.
Beri dia kesempatan kedua karena hidupnya jadi susah akibat berbuat salah. Agar perilakunya berubah. Dan nanti dia bilang, "I have done my time.. "
Ini ciri seorang yang intelek.
Who always have a Big Heart.
Kumpulan olah rasa dan mindset lagi harta berharga yang dimiliki semua para kaum pintar lagi kaya raya. Yang sukses berwelas asih kepada sesama. Ini yang membuat banyak orang bule terus bersinar dan berkarya bagi sesama lewat jiwa philantropistnya.
Tapi mirisnya, jiwa ini belum dimiliki elit PSI. Padahal banyak para elitnya pernah tinggal lama di USA atau Eropa. Dapet gelar master dan Phd sampai berderet-deret..
Malahan kini mereka mengadaptasi cara-cara primitif yang dahulunya justru mereka selalu kecam keras dan kritisi.
What are you PSI?
Withered rose?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews