Dalam dunia binatang ada yang dinamakan "mutasi gen atau mutasi genetik" yang terkadang bisa memunculkan hewan jenis baru dari segi warna dan perilaku. Biasanya dinamakan "albino". Hal itu bisa terjadi kalau mutasi gen secara besar-besaran.
Mutasi gen juga bisa menyebabkan perubahan perilaku. Penyebabnya tidak tunggal. Ada yang karena faktor lingkungan, juga ada karena faktor radiasi.
Nah, dalam jagad politik tanah air akhir-akhir ini dan ini biasanya terjadi dalam lima tahunan dalam ajang perebutan kekuasaan untuk menduduki singgasana di jalan Medan Merdeka Utara Jakarta, banyak tokoh politik yang mengalami "mutasi gen politik".
Ada yang dulu menjadi bagian pemerintah sekarang atau menjadi menteri, karena terkena pergantian atau reshuffle akhirnya mereka menyeberang ke kubu oposisi. Dan mereka mulai mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah, padahal dulu mereka pembantu presiden. Ini termasuk politikus yang mengalami "mutasi gen politik".
Atau dulu oposisi dengan pemerintah, tiba-tiba berubah mendukung pemerintah, yang dulunya mengkritik sekarang berubah sanjung dan puji kepada pemerintah. Bahkan dalam dukung mendukung, perubahan perilaku mutasi gen politik ini juga membawa gerbong atau massa atau pemilih. Dari yang dulunya tidak mendukung atau memilih menjadi mendukung dan memilih.
Seperti yang baru-baru ini ada seorang ketum Partai yang juga seorang pengacara handal tanpa tanding dalam hal tata negara, yaitu Yusril Ihza Mahendra menjadi Lawyer dari pasangan calon presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dan yang bersangkutan juga tidak dibayar.
Yusril Ihza Mahendra adalah pengacara dan politikus. Ia sering mengkritik atau menyerang Joko Widodo sebagai presiden. Bahkan ia menyebut "goblok dan bodoh" yang ditujukan kepada presiden Jokowi, sekalipun tidak menyebut nama pada waktu mengatakan "goblok dan bodoh".
Bukan itu saja, Yusril juga pernah mengatakan presiden Jokowi lebih pantas menjadi kepala daerah, bukan sebagai presiden. Sedangkan Yusril sendiri untuk menjadi calon kepala daerah DKI Jakarta tidak masuk dalam nominasi.
Bahkan dalam kebijakan presiden Jokowi yang sering melakukan penggantian kabinet atau menteri, juga mendapat kritikan dari Yusril dengan mengatakan bahwa seringnya pergantian kabinet atau menteri menunjukkan tidak adanya kepemimpinan yang kuat dan dianggap pemimpin yang tidak tegas, karena itu kinerja bawahan (menteri) tidak jelas arahnya.
Yusril juga mengatakan, kalau dirinya ditunjuk menjadi kabinet atau menteri dalam pemerintahan Jokowi, ia tidak mau. Karena persoalan bukan pada menteri tetapi pada diri pemimpin atau presiden.
Tapi namaya dunia politik, hari ini memaki-maki atau mengkritik dengan pedas, esok hari sudah berubah dan bisa saling berjabat tangan sebagai tanda untuk mendukung.
Sebenarnya tanda-tanda Yusril akan merapat ke Jokowi sudah nampak dari jauh-jauh hari. Yusril yang awalnya mendukung ijtima ulama karena ada unsur ulama. Mulai berubah karena namanya tidak masuk dalam nominasi sebagai cawapres. Apalagi setelah pengumuman Sandiaga Uno sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto.
Bahkan Yusril mengeluarkan unek-uneknya terkait partainya PBB yang nyaris tidak lolos dalam pemilu 2019, partai-partai kubu Prabowo tidak ada yang membantu, malah ada partai sekuler yang justru menawarkan diri untuk membantu menjadi saksi di KPU dan Bawaslu. Dan partai yang dimaksud Yusril yaitu PDIP.
Sekarang Yusril Ihza Mahendra sudah menjadi Lawyer kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam pilpres 2019. Artinya Yusril akan lebih sering bertemu tim sukses Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan tidak menutup kemungkinan akan sering bertemu dengan presiden Joko Widodo.
Apakah dengan menjadi Lawyer Joko Widodo-Ma'ruf Amin,Yusril ingin merasakan kue kekuasaan kelak kalau Joko Widodo terpilih kembali? Segala sesuatunya mungkin dalam politik kekuasaan.
Memahami politik tanah air memang tidak mudah, karena banyak tokoh politik yang mengalami mutasi gen politik.Kalau di AS tidak ada tokoh partai pindah partai atau dukungan atau mutasi gen politik hanya karena persoalan "kecewa".
Dalam dunia politik kadang seperti LBGT, hari ini kawin dengan yang sejenis, esok hari kawin dengan tidak sejenis. Dan sering berganti-ganti pasangan, tergantung situasi dan kondisi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews