Pidato yang Kian Perlihatkan Ketakmampuan Pahami Permasalahan Bangsa

Kamis, 17 Januari 2019 | 07:43 WIB
0
411
Pidato yang Kian Perlihatkan Ketakmampuan  Pahami Permasalahan Bangsa
Ilustrasi Pidato (Foto: Tribunnews.com)

Walau saya sudah menentukan pilihan akan memberikan suara bagi pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 tapi tetap saja kecewa medengar isi Pidato Prabowo yang bertajuk Indonesia Menang. Menang dari sebelah mananya?

Saya masih mempunyai harapan, ada bagian atau isi pidato berisi program yang membumi dan mumpuni. Dalam banyak kesempatan saya meyakini afirmasi positif akan membuat otak dan tubuh selaras mewujudkan hal baik yang diinginkan.

Kalau selalu rasa pesimis yang dikemukakan, kok saya jadi semakin mantap untuk tidak mengubah pilihan. Awalnya, saya masih berharap Capres nomor urut 02, Prabowo di tengah area yang mewah akan memberikan angin sejuk.

Saya curiga Badan Pemenangan Nasional Capres 02 tidak bekerja dengan serius. Bagaimana mungkin isi pidato semuanya negatif? Eh ada deh positifnya, yaitru pada bagian menghargai semua yang sudah dilakukan presdien sebelumnya dan akan melanjutkan apa yang sudah dikerjakan Kabinet Jokowi.

Tapi gini loh. Pernyataan tersebut nggak pelru disampaikan karena, pastinya pemenang pemilu akan melanjutkan apa yang sudah dilakukan presdien sebelumnya. Nggak mungkin juga bikin program baru yang bakal memundurkan apa yang sudah maju. Jadi itu terlihat basa basi banget. Perhitungannya adalah apakah yang dilakukan preden terpilih nanti bisa lebih baik an lebih nyata dari yang dilakukan presiden sebelumnya.

Ini yang orang lupa, bahwa apa yang dlakukan Presiden Jokowi, jauh lebih banyak dibanding dengan apa yang sudah dikerjakan pendahulunya. Itu juga yang menjadi alasan mengapa Jokowi harus menang. Supaya Jokowi menuntaskan apa yang belum tuntas di 5 tahun pertama. Karena di 5 tahun pertama, Jokowi harus  menyelesaikan apa yang mangkrak.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menanggapi pidato Prabowo. Menurut Hasto, “Jika pidato visi misi Prabowo-Sandi tersebut dilihat dalam perspektif kemanusiaan, kerakyatan, dan komitmen terhadap apa yang telah dilakukan oleh Pak Prabowo dan Partai Gerindra, maka skornya 3-0 untuk kemenangan Pak Jokowi."

Hasto melanjutkan: “Retorika melawan  berbagai bentuk ketidakadilan itulah yang terus mereka mainkan. Namun PDI Perjuangan meyakini bahwa bicara dengan rakyat adalah bahasa hati; bahasa kepedulian melalui sentuhan kepemimpinan merakyat, bukan sebaliknya.”

Kubu capres 02 menggunakan strategi menyerang dengan menihilkan prestasi Jokowi. Saya jadi ingat ungkapan, “Jangan mengecilkan masalah besar dan jangan membesarkan masalah kecil”. Lah, itu yang dilakukan Kubu capres  02. Prestasi Jokowi diakui dunia Internasional.  Prestasi Jokowi nyata, rakyat merasakan langsung perubahan tersebut.

Prabowo mengatakan cadangan  beras hanya untuk 3 minggu. Kalau info tersebut benar, jadi mengapa impor beras dilarang? Pemerintah masih melakukan impor beras karena pemerintah harus menjaga Cadangan Beras Nasional demi ketahanan pangan. Stok Cadangan Beras Nasional dinyatakan aman berjumlah 1 juta ton hingga 1,5 juta ton. Hingga Akhir Des 2018, Bulog masih memiliki 2,1 juta ton. Jumlah itu cukup hingga bulan April, yaitu bulan panen. Jadi tidak benar kalau stok cuma untuk 3 minggu.

Mencermati satu persatu  isi pidato Prabowo, hanya mengantarkan saya pada kesimpulan Capres 02, Prabowo dan kubunya tidak memahami persoalan bangsa secara benar. 

Semua yang disampaikan terkait visi misinya baru AKAN, Sedangkan Jokowi SUDAH melakukannya. Maka saya katakan, jangan golput.

Mari gunakan hak suara dengan benar dan secara bertanggung jawab. Karena kita punya andil menyelamatkan atau menghancurkan bangsa ini.

***