Jadi kalau Anies dipilih PKS jadi presiden, maka itu bukan pilihan Indonesia. Karena PKS bernadi anti pancasila, maka sampai kapan saja kita pasti menolaknya.
Ingat rapat akbar HTI di Senayan 2 Juni 2013 adalah juga muktamar Khilafah.
Khilafah mengusung konsep unifikasi dalam Islam, yang artinya menyatukan Islam dunia di bawah satu atap kepemimpinan. Mereka berhalusinasi tidak mengakui konsep sebuah negara karena dianggap idenya barat.
Apakah John Lennon Khilafah, nggak tau juga. Lagu imagine The Beatle memimpikan itu.
Mari lupakan itu, kita kembali ke detik.com yang memberitakan hari ini, 29 Mei 2022 di harlah PKS yang juga diadakan di istora Senayan dan di hadiri Anis Baswedan yang dielukan sebagai presiden.
Bagi mata lalat sampah begitu indah karena di sanalah tempat mereka. Kita tau PKS adalah partai bermata lalat. Jangan terkesima bahwa mereka berbasis agama, bagi mereka agama adalah alat menuju target.
Kita juga ingat bahwa PKS adalah pendukung HTI dan begitu keras protesnya saat HTI dibubarkan, termasuk beberapa individu seperti Busyro Muchodas, dan statement tersamar lainnya. Karena kita tau HTI juga diperalat untuk tujuan politik identitas yang getas. Artinya mereka sama saja ideologinya, atau minimal subideogi yang bersemayam di lubuk hati mereka.
Kita juga mengamati beberapa prilaku kepala daerah dari PKS yang kontra dengan pemerintah seperti Sumbar, NTB dan Jabar yang pura-pura baik tapi mencabik. Mereka dekat dengan musuh masyarakat pada umumnya seperti antek Orba, Gubernur DKI dan Jabar jelas dua orang yang datang saat RHS baru pulang ke markas sebelum akhirnya digelandang.
Kalau PKS jelaslah mereka underbow Cendana. Selalu makan bersama dan bulan puasa kemarin mereka buka bersama pangeran Cendana.
Mata lalat selalu melihat sampah walau di dekatnya ada bunga. PKS dan Anies adalah pasangan ideal, kenapa PKS sebagai lalat pastilah indah melihat Anis sang sampah sang merusak Jakarta. Siapa yang terkesima melihat sampah pastilah orang yang kurang waras alhlaknya.
Orang waras pastilah menolak keras Anies jadi presiden. Dielukan saja merinding tengkuk kita. Kebayang Indonesia yang sudah mendunia bakal dipaksa kembali rendah tanpa harga. 10 tahun Jokowi memperbaiki akan sia-sia. Tak perlu pakai analisa, itu pasti jadi fakta.
Ada joke yang selalu benar, bahwa kalau PKS menolak sesuatu, kita pilih yang ditolak sudah pasti benar. Artinya kita akan terhindar dari sampah kalau kita memilih yang bukan pilihan PKS.
Jadi kalau Anies dipilih PKS jadi presiden, maka itu bukan pilihan Indonesia. Karena PKS bernadi anti pancasila, maka sampai kapan saja kita pasti menolaknya.
Jangan terperdaya dengan kata-kata, karena kelak tribune Indonesia akan rubuh dibuatnya.
Uraaaa...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews