dendam politik antara Presiden Soekarno dan Soeharto tidak ada lagi, karena sudah mencair dengan kehadiran keluarga Cendana di acara Guntur Siekarnoputra.
Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 Donald Trump dari Partai Republik AS sudah pasti meninggalkan Gedung Putih, tempat ia dan keluarga menetap selama empat tahun, masa jabatan seorang presiden di AS. Hanya bertahan satu periode, sama dengan Presiden George Herbert Walker Bush, Presiden AS yang juga berasal dari Partai Republik AS.
Di AS masa jabatan seorang presiden dibatasi hanya dua periode. Dua kali empat tahun. Anaknya George Herbert Walker Bush, yang anaknya George Herbert Walker Bush dan lebih populer disebut Bush Yunior, George Walker Bush, juga terpilih menjadi Presiden AS dari Partai Republik setelah Presiden Bill Clinton dari Partai Demokrat AS selesai mengakhiri masa jabatannya.
Donald Trump yang segera lengser bukan orang pertama yang memboikot pelantikan presiden AS (Amerika Serikat).
Donald Trump menyatakan tidak menghadiri pelantikan Presiden ke-46 Joe Biden. Ketidakhadiran presiden lama ke pelantikan presiden Amerika bukan baru kali ini saja terjadi, karena pernah terjadi sejak awal tahun 1800-an, dan Trump adalah yang pertama sejak 1869.
Faktanya, pelantikan Joe Biden pada Rabu 20 Januari 2021 adalah drama kesekian dari pergantian kekuasaan di "Negeri Paman Sam". Trump tidak pernah mengucapkan selamat kepada Joe Biden dan biasanya ibu negara mengundang ibu negara yang baru untuk memperkenalkan berbagai ruangan di Gedung Putih, tetapi kali ini tidak terjadi.
Trump memang mengucapkan pidato perpisahannya, tetapi tidak mau mengucapkan selamat kepada Joe Biden. Apakah ini yang dinamakan dendam politik?
Di Indonesia pernah terjadi apa yang dinamakan dendam politik tersebut. Ini terjadi di masa pemerintahan Presiden Soeharto yang pernah berkuasa selama 32 tahun.
Secara pribadi, saya mengetahuinya ketika ingin mewawancarai Laksamana TNI Purn. Soedomo ketika saya berkunjung ke rumahnya untuk mewawancarai beliau dalam rangka penyusunan buku Letjen TNI (Purn) Rais Abin yang saya tulis dan terbit tahun 2012 berjudul: " Mission Accomplised (Jakarta: Penerbit Buku Kompas).
Wawancara saya dengan Laksamana Soedomo di rumahnya cukup lama, karena setelah berbicara tentang anak buahnya Rais Abin, kami pindah duduk di ruang terbuka. Laksamana Soedomo menyatakan, kalau ada orang yang tidak disukainya, yaitu Harmoko, Gibandjar Kartasasmita dan B.J. Habibie menghadiri undangan yang sama di suatu tempat, Soedomo mengatakan:
"Pak Harto menelpon saya. Apakah di dalam acara tersebut hadir orang yang tidak disukainya itu? Saya diminta harus menelpon Pak Harto. Kalau undangan itu masih ada orang yang tidak disukainya hadir, beluau menunda kehadirannya. Tetapi setelah saya laporkan mereka sudah pulang, baru Pak Harto hadir," demikian ujar Laksamana Soedomo kepada saya.
Saya kemudian menyimpulkan, bahwa dendam politik itu pasti ada di setiap negara. Menariknya untuk disimak adalah dendam politik antara Presiden Soekarno dan Soeharto tidak ada lagi, karena sudah mencair dengan kehadiran keluarga Cendana di acara Guntur Siekarnoputra.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews