Gamcheon bisa menjadi inspirasi bagi kepala daerah kita, bagi kampung kita, bagi desa-desa kita, bahwa yang kumuh pun kalau ditata dengan baik, bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.
Desa Gamcheon tadinya adalah kampung yang kumuh di Busan, Korea Selatan. Sudah kumuh, lokasinya pun sulit: di lereng gunung yang curam. Sampai kemudian desa ini berbenah, ditata, diberdayakan.
Jadilah Gamcheon Culture Village sebagai salah satu tujuan wisata yang ramai, bahkan dikenal dengan sebutan “Machu Picchu-nya Busan”.
Mengisi hari Minggu di Busan, saya mengunjungi desa budaya Gamcheon selepas siang tadi. Luar biasa. Rumah-rumah yang dicat berwarna-warni, dinding-dindingnya dihiasi beragam karya seni seperti mural. Jalan-jalan dan lorongnya yang sempit dipenuhi toko cenderamata, galeri seni, dan tempat makan.
Dari sebuah kafe di ketinggian, saya dan Ibu Negara menikmati pemandangan atap-atap bangunan yang seolah bertumpuk seraya menikmati makanan khas Korea Selatan.
Penataan Desa Gamcheon mengingatkan saya model serupa di Tanah Air seperti yang ada di Klaten, Yogyakarta, atau di Nglanggeran, Gunung Kidul. Gamcheon bisa menjadi inspirasi bagi kepala daerah kita, bagi kampung-kampung kita, bagi desa-desa kita, bahwa yang kumuh pun kalau ditata dengan baik, bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.
Pantai Haeundae
Pemandangan Pantai Haeundae dengan pasir putihnya ditunjukkan kepada saya oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat kami bertemu di Westin Chosun Hotel, Busan, kemarin, di sela-sela KTT ASEAN-RoK.
Pertemuan bilateral Indonesia dan Korea Selatan menyepakati peningkatan kerja sama ekonomi kedua negara terutama menghadapi situasi ekonomi dunia seperti saat ini.Setidaknya, ada tiga nota kesepahaman yang diteken di akhir pertemuan yakni Perjanjian Kemitraan Ekonomi Menyeluruh Indonesia dan Korea, Perjanjian Bebas Visa Bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas RI-Republik Korea, dan Kerja Sama Teknik Terkait Pemindahan dan Pengembangan Ibu Kota.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews