Ternyata waktu yang berjalan tidak membuat anggota Dewan seperti Arteria Dahlan bijak dan pintar.
Lagi dan lagi, Arteria Dahlan anggota DPR dari PDIP bikin ulah yaitu meminta Jaksa Agung ST Burhanudin untuk mencopot Kajati yang dalam raker menggunakan bahasa Sunda.
Permintaan pencopotan itu disampaikan Arteria Dahlan dalam rapat kerja atau raker dengan Jaksa Agung. Tetapi tidak diungkap siapa identitas Kajati atau Kepala Kejaksaan Tinggi yang dimaksud.
Hanya menggunakan bahasa daerah yaitu Sunda, sudah dianggap suatu pelanggaran serius bagi Arteria Dahlan. Kalau hanya mengucapkan salam "sampurasun" atau kosatakata lainya selama dikasih penejelasannya, penggunaan kosakata bahasa daerah tidak menjadi soal atau dipersoalkan.
Inilah Indonesia yang terdiri dari banyak suku dan etnis yang mempunyai bahasa daerah. Dan wajar kalau pejabat yang berasal dari daerah terkadang terselip menggunakan bahasa asalnya atau daerah selama penggunaan bahasa daerah tersebut tidak mendominasi.
Artinya penggunaannya seperlunya saja atau sebagai bahasa penjelas kalau dalam bahasa Indonesianya tidak ada.
Jangan arogan ketika menjadi anggota DPR, Arteria ini sebelumnya juga sempat berdebat dengan sesama anggota DPR yaitu Desmond Mahesa yang memimpin rapat kerja dengan Komnas HAM. Bahkan Desmond Mahesa juga mengusir anggota Komnas HAM yang datang sedikit terlambat.
Memang anggota DPR kalau rapat dengan kementerian, BUMN atau yang lainnya, sering menempatkan diri seperti lembaga super power yang bisa memarahi, memaki-maki dan mengusirnya kalau tidak sesuai dengan permintaannya atau harapannya. Mereka merasa tanpa persetujuan atau tandatangan dari DPR anggaran tidak bisa dicairkan.
Lihatlah gaya anggota DPR kalau sedang mencerca pertanyaan pejabat kementerian atau BUMN atau lembaga lainya ketika sedang rapat kerja.
Sudahlah anggota DPR jangan mempermasalahkan hal-hal yang remeh temeh dan bukan hal yang subtansi atau pokok. Masih banyak pekerjaan besar lainnya.
Ternyata waktu yang berjalan tidak membuat anggota Dewan seperti Arteria Dahlan bijak dan pintar.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews