Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Jokowi Melonjak

Kepercayaan dan kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin menandakan bahwa masyarakat makin mencintai pemerintahan yang sekarang.

Rabu, 23 Februari 2022 | 20:23 WIB
0
125
Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Jokowi Melonjak
Ma'ruf Amin dan Joko Widodo (Foto: kompas.com)

Tingkat kepuasan masyarakat terhadap Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin melonjak.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat puas dengan pemerintahan Presiden Jokowi karena ada berbagai terobosan baru yang dibuat oleh pemerintah, dalam rangka memajukan Indonesia.

Sejak tahun 2014, Presiden Jokowi adalah pemimpin yang paling dicintai rakyat Indonesia. Buktinya adalah beliau terpilih kembali di tahun 2019.

Selain itu, rakyat juga selalu mengerumuni dan memberi komentar positif, baik secara langsung atau via media sosial. Baru kali ini ada sosok presiden yang begitu disayangi oleh banyak orang.

Hasil survey Litbang Kompas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap Preiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin naik drastis menjadi 73,9%.

Hal ini menunjukkan bahwa presiden kita betul-betul dicintai rakyat. Survey ini valid karena margin errornya hanya 5%, dan kenyataannya memang semua orang puas dengan pemerintahan saat ini.

Ketika tingkat kepuasan publik terhadap presiden dan wakilnya naik, maka itu adalah hasil dari kerja keras beliau sejak tahun 2014. Sejak awal jadi presiden, Bapak Jokowi sudah berkomitmen untuk memajukan Indonesia. Dimulai dari reformasi birokrasi dan memberantas KKN.

Penyebabnya karena jika birokrasi dibenahi maka pengurusan surat penting dan perizinan jadi mudah, sehingga memudahkan rakyat.
Reformasi birokrasi dilanjutkan dengan peresmian UU Omnibus Law Cipta Kerja, yang memudahkan perizinan usaha, membuat kategori usaha menjadi berdasarkan resiko (sehingga mengurus izinnya jauh lebih murah), mempersingkat durasi pengurusan izin usaha, dan mengubahnya menjadi sistem online. Dengan cara ini maka akan lebih ringkas, praktis, dan bebas KKN karena tidak ada potensi pengambilan pungli.

Selain reformasi birokrasi maka Presiden Jokowi, dibantu oleh KH Ma’ruf Amin, terus membangun Indonesia melalui proyek pembangunan ekonomi nasional. Walau ada pandemi tetapi proyek itu jalan terus, karena akan membawa manfaat hingga puluhan tahun ke depan. Jalan-jalan raya, tol, bendungan, semua dibangun untuk rakyat.
Ketika ada infrastruktur berkat proyek pembangunan nasional maka rakyat diuntungkan karena mobilitasnya dimudahkan dan tidak takut akan banjir atau bencana kekeringan.

Selain itu, investasi juga mudah sekali untuk masuk karena para penanam modal asing mensyaratkan adanya infrastruktur yang baik. Sedangkan di Indonesia infrastrukturnya merata, tidak hanya di Jawa, sehingga proyek investasi tumbuh subur di luar Jawa.

Politikus Hasto Kristiyanto menyatakan gembira terhadap hasil survey tersebut.

Jika hasilnya bagus, maka akan menjadi modal bagi pemindahan ibu kota negara dan KTT G20. Dalam artian, kepercayaan rakyat yang meningkat akan membuat pemerintah didukung penuh dalam memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur.
Awalnya warga sipil kaget karena ada pemindahan ibu kota ke Borneo tetapi akhirnya mereka mengetahui manfaatnya, yakni mngurangi kepadatan dan kemaceten Jakarta dan membangun modernitas di seluruh Indonesia. Sehingga yang maju tidak hanya di Jawa, tetapi juga di Kalimantan dan pulau-pulau lainnya.

Sedangkan untuk KTT G20, masyarakat juga mendukungnya karena ada banyak manfaat dari forum internasional ini. Mulai dari perekonomian sampai pariwisata, maka akan ada banyak perjanjian kerja sama yang tercipta.

Kepercayaan dan kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin menandakan bahwa masyarakat makin mencintai pemerintahan yang sekarang. Buktinya adalah mereka menaati berbagai program yang dibuat oleh pemerintah. Selain itu warga juga puas karena ada berbagai kemajuan di Indonesia, mulai dari infrastruktur hingga kemajuan di bidang ekonomi.

Zulkarnain,  Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini