Tapi kita juga ingat, rasa hormat kita pada seseorang letaknya di hati. Bukan di mulut. Sungguh tak seharusnya ada seorang pun yang tertawa mendengar ucapan ini.
"Too bad to be true" alias nggak mungkin ini terjadi. Mana mungkin ada orang berbicara seperti ini. Apalagi pada sebuah forum formal terbuka. Terus terang, ini yang terbersit dalam hati saya saat melihat video clip ini pertama kali.
Namun, bila peristiwa ini benar adanya, ya..apa boleh buat. Kita ambil hikmahnya saja. Kita turuti saja kemauan beliau yang terhormat ini.
Siapa nama beliau? Jangan lupa menghapalnya. "Yang Terhormat Bapak Arteria Dahlan". Siapa tahu anda bertemu beliau di tengah jalan.
Mari kita saling mengingatkan untuk tidak lupa menyapa beliau "Yang Terhormat..." atau "Yang Mulia."
Apa sulitnya mengucapkan kalimat itu demi mendorong anggota DPR ini berprilaku terhormat. Katanya, "Kalau kita (anggota DPR) disentuh kalimat itu, kelakuan kita pasti terhormat". Begitu teorinya.
Mari kita bantu menyebarkan video clip ini ke seluruh warga bangsa agar jangan sampai ada yang terlupa mengucapkan "Yang Terhormat" saat bertemu dan menyapa beliau.
Tapi kita juga ingat, rasa hormat kita pada seseorang letaknya di hati. Bukan di mulut.
Sungguh tak seharusnya ada seorang pun yang tertawa mendengar ucapan ini.
Bukankah kita takut berbuat dosa?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews