Jangan suka berteriak-teriak oposisi kalau perutmu dalam keadaan lapar kekuasaan. Karena begitu ditawari jabatan, niscaya kamu tidak akan sanggup menolaknya.
Mengapa orang kalau perutnya kosong atau lapar cenderung mudah emosi dan bisa ngamuk tidak jelas?Perut kosong atau lapar bisa memicu orang mudah emosi dan uring-uringan. Begitu sebaliknya, kalau perut kenyang atau terisi, manusia atau orang cenderung malas bergerak dan tidak membuat keributan atau uring-uringan. Dan cenderung diam tidak banyak bicara.
Mengapa kalau ada demontransi, baik yang dilakukan oleh masyarakat atau mahasiswa sering terjadi kerusuhan atau merusak fasilitas umum? Karena perut mereka kosong atau lapar. Makanya ada bagian logistik yang memasok para demonstran makanan dan air mineral supaya tidak mudah emosi dan bertindak beringas.
Bukan hanya terjadi pada manusia, dalam dunia hewan pun juga begitu. Dalam dunia binatang atau hewan kalau lapar juga akan memicu sifat agresif dan sensitif.
Sebagai contoh ular piton kalau lapar sangat berbahaya dan bisa mengancam nyawa atau jiwa manusia. Tapi kalau habis memakan mangsa, seperti kambing atau anak sapi, ular Piton tersebut tidak akan bisa bergerak beberapa hari dan diam ditempat karena perut berisi mangsa tersebut perlu beberapa hari untuk bisa dicerna, karenanya susah untuk bergerak.
Begitu juga dalam panggung politik, yang awalnya teriak-teriak, mencela atau menghina dan menyerang kebijakan pemerintah dengan kritikan yang terkesan asal-asalan, namun setelah mendapat atau diberi jabatan mereka langsung diam seketika. Karena perut sudah terisi atau diberi jabatan.
Mengapa elit politik atau partai politik yang awalnya suka berteriak-teriak bisa berubah jinak dalam sekejab? Karena mereka lapar maka berteriak-teriak. Tapi ketika perut sudah kenyang karena diberi kekuasaan atau jabatan mereka langsung diam dan tidak berteriak-teriak lagi.
Atau dalam politik Jawa untuk menjinakkan atau meluluhkan lawan politik sering "dipangku". Dengan dipangku atau diberi jabatan orang akan cenderung sungkan atau pekewuh untuk mengkritik atau tidak bersuara lantang lagi, apalagi gebrak-gebrak meja.
Oleh karena itu, jangan suka berteriak-teriak oposisi kalau perutmu dalam keadaan lapar kekuasaan. Karena begitu ditawari jabatan, niscaya kamu tidak akan sanggup menolaknya.
Awalnya semangat 45 untuk oposisi. Setelah tahu kalah mengajak bertemu dan merapat demi rekonsiliasi. Dan bernegosiasi untuk mendapatkan posisi bukan oposisi.
Aku lapaar, aku lapaar. Aku minta kursi bukan sembarang kursi tapi kursi yang enak untuk diduduki dan bikin nyaman. Setelah itu aku tidak bikin ribut-ribut lagi.
Dasar ular piton!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews