Seorang Megalomania sangat terobsesi kepada kebesaran dan kekuasaan, selalu berhalusinasi untuk mengimajinasikan kekuasaan, saat itulah dia merasa besar dan berkuasa.
Karakter para Megalomania dengan Post Truth memang nyambung ternyata, makanya para Megalomania di Era Post Truth politik seperti menemukan dunianya. Alat politiknya juga pas, yaitu propaganda Rusia Firehose of Falsehood (FoF).
Megalomania
Makna Megalomania berdasarkan KBBI adalah: kelainan jiwa yang ditandai oleh khayalan tentang kekuasaan dan kebesaran diri. Selain itu ada juga penjelasan lain tentang Megalomania
Megalomania adalah kondisi psikologis terkait munculnya obsesi atau khayalan seseorang dalam salah satu aspek pribadi, seperti kecerdasan, kekuatan fisik, keberuntungan, asal usul sosial, dan proyek besar yang tidak realistis.
Megalomania bisa disebut kelainan delusional jika khayalan atau klaim berlebih diungkapkan karena pikiran mereka terdistorsi dan sama sekali tidak realistis.
Post Truth
Kamus Oxford mendefinisikan istilah post-truth sebagai kondisi di mana fakta tidak terlalu berpengaruh dalam membentuk opini publik dibanding emosi dan keyakinan personal.
Seorang Megalomania sangat terobsesi kepada kebesaran dan kekuasaan, selalu berhalusinasi untuk mengimajinasikan sebuah kekuasaan, saat itulah dia merasa besar dan berkuasa, baginya hal seperti itu sangatlah menyenangkan.
Dia tidak butuh fakta dalam mengungkapkan berbagai argumentasinya, karena baginya kebohonganpun adalah sesuatu yang sah demi untuk membesarkan dirinya dan meniadakan keberadaan orang lain.
Kenapa saya bilang manusia Megalomania menemukan dunianya di era post truth politik, karena post truth menihilkan fakta untuk membentuk opini publik, sementara seorang Megalomania lebih cenderung tidak menyukai fakta dalam membentuk opini publik, baginya yang penting publik tersugesti oleh opininya.
Seperti inilah kondisi dunia politik kita akhir-akhir ini. Demi kepentingan para Megalomania, maka mindset masyarakat mereka ubah, dari realistis menjadi tidak realistis. Itu makanya hoaks lebih disukai daripada berita yang benar, kadang berita yang benarpun mereka anggap hoaks, begitulah kemampuan para Megalomania meyakini masyarakat.
Bayangkan kalau pikiran masyarakat terus diracuni oleh para Megalomania dalam waktu yang panjang, maka pikiran masyarakat menjadi absurd, dan bahkan bisa ikut-ikutan menjadi delusional.
Bagi orang-orang secara Ekonomi berkekecukupan, overestimasi angan-angan tidaklah terlalu berpengaruh terhadap kesinambungan hidupnya, tapi kalau masyarakat menengah kebawah terobsesi dan overestimasi angan-angan hidup penuh delusi, akan sangat berpengaruh, bahkan malah merusak pikiran mereka.
Jadi tidak heran kalau para Megalomania dalam berpolitik sangat dekat dengan tekhnik propaganda Rusia Firehose of Falsehood, karena semburan kebencian yang mereka gunakan di era Post Truth politik, sangatlah nyambung dengan kepentingan mereka.
Daya rusak FoF terhadap pikiran masyarakat sangatlah dahsyat, semburan kebohongan sangat mereka butuhkan untuk menanamkan dalam pikiran masyarakat, bahwa fakta tidak lagi dibutuhkan.
Post truth mereka anggap sebagai era baru yang tidak membutuhkan fakta, yang penting bagaimana meyakini ketidakbenaran menjadi sesuatu yang benar.
Begitulah cara-cara para Megalomania mengubah mindset masyarakat. Tidak aneh kalau pada akhirnya penyebaran berita bohong (Hoaks), begitu masif dan terstruktur, karena memang bagian dari memutarbalikkan fakta. Lihatlah efek dan hasilnya, begitu susah meyakini masyarakat tentang sebuah kebenaran.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews