Kebijakan atau keputusan elite politik harus dilaksanakan oleh anggota atau kader partai dibawahnya. Harus loyal.
Setelah Ketum Partai Nasdem Surya Paloh mendeklarasikan atau mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024, ada kader partai yang mengundurkan diri.
Keluar atau masuk itu hal biasa. Seperti karyawan atau pegawai yang resign atau mengundurkan diri dengan alasan tidak ada kecocokan atau kenyamanan.
Ada yang keluar partai dan pindah partai lain untuk mendapatkan posisi jabatan partai yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Dalam dunia kerja juga begitu. Ada yang resign dan pindah kerja dengan naik jabatan dan gaji lebih tinggi dari sebelumnya.
Kalau ingin bebas berpendapat atau tidak terikat dengan kebijakan organisasi partai atau idealis,jangan masuk partai politik atau organisasi.
Dalam organisasi apapun pada dasarnya tidak ada demokrasi. Kebebasan berfikir atau menyampaikan pendapat dimungkinkan sebelum organisasi mengambil keputusan.
Tetapi, ketika keputusan sudah diambil dan diputuskan, maka suka tidak suka harus menerima keputusan itu.
Kalau tidak setuju,bisa keluar dari organisasi itu. Organisasi ada aturan atau AD/ ART. Tidak mungkin dalam suatu organisasi mengakomodir semua ide atau gagasan semua anggota.
Tentu ada kompromi-kompromi politik.Namanya juga organisasi partai politik.
Dalam organisasi partai politik, memang keputusan diambil oleh segelintir elite, bahkan diputuskan oleh satu orang ketua umum partai.
Elite politik itu seperti pemegang saham mayoritas. Mereka pemilik saham mayoritas dalam partai.
Kebijakan atau keputusan elite politik harus dilaksanakan oleh anggota atau kader partai dibawahnya. Harus loyal. Sekalipun mungkin tidak sesuai hati nurani.
Makanya,sebelum masuk atau bergabung masuk partai politik, pikirkan masak-masak. Kebebasan berpendapat pasti akan dikurangi atau dibatasi demi kelangsungan organisasi.
Kalau ingin jadi orang bebas atau merdeka,iya jangan masuk partai politik.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews