Sekali lagi mari bersabarlah. Ini era "fifteen minutes of fame", era di mana orang akan bertempik sorak untuk 15 menit saja.
Mbok ya, yang euforia terkait sumbangan duit 2 T itu menahan diri dulu. Menahan diri untuk jangan over-exposed. Itu duit gede saja pake banget!
Lagi pula saat foto sumbangan itu sudah dipublish kemana-mana, duit itu belum lagi ditransfer. Masih sejenis pengumuman "undian berhadiah". Undiannya telah diumumkan, belum tentu hadiahnya bisa sampai di tangan orang yang dianggap pemenang. Masih panjang prosesnya, harus ini itu. Bayar pajak, bayar fee panitia, dll. Jangan-jangan nanti hadiahnya malah jatuh ke orang yang mau dan mampu "nyusuki".
Sependek catatan sahabat saya, Ramadhan Syukur, duit segede gitu itu melebihi sumbangan dari Bill Gates sebagai orang terkaya di dunia. Konon ia selama pandemi ini, melalui Bill Gates dan Melinda Gate Foundation memberikan sumbangan sebesar 10 juta US dolar atau Rp137.253.000.000.
Jack Ma yang pernah didaku filantropis Tiongkok terbaik pun hanya menyumbang melalui Jack Ma Foundation dengan nilai 14 juta US dolar atau 100 juta yuan atau setara dengan Rp 192,154 Milyar.
Dan seterusnya, dan seterusnya. Selalu saja sumbangan konglomerat itu bernilai "publikasi", kalau tidak berarti harus dipamerkan.
Intinya sekali lagi duit 2 T itu guede pake banget. Kalau betul terealisasi, itu rekor dunia. Kalau betul terwujud bakal mengguncang dunia. Sedikit memperbaiki reputasi Indonesia yang konon saat ini menjadi yang terburuk dalam penanganan pandemi ini.
Sekali lagi mari bersabarlah. Ini era "fifteen minutes of fame", era di mana orang akan bertempik sorak untuk 15 menit saja. Masa di mana orang gila sensasi untuk suatu kasus, tapi kemudian mudah lupa. Mencari sensasi baru, begitu seterusnya. Baik atau buruk sama mudahnya dilupakan...
Apalagi, yah apalagi sumbangan itu disampaikan bukan kepada saluran yang tepat. Minimal menurut pendapat saya. Kok disalurkan melalui Kapolda Sumsel. Ke figur yang telah lama dikenalnya. Bukankah, sebagai orang Katolik, ia bisa saja menyalurkan melalui gereja yang pasti jauh lebih amanah dan tepat sasaran.
Saya makin agak ambigu, maaf, saat DI (Dahlan Iskan, red.) sebagaimana biasa mem-blow-up peristiwa ini sedemikian rupa. Tidak secara langsung kepada pihak yang memberikan sumbangan. Tapi hanya kepada orang-orang yang bisa dia hubungi, melalui jaringan-jaringannya. Berapa puluh kali, ia meleset dan off-side dalam kasus sejenis.
Saya tentu memilih menunggu kabar lebih lanjut. Saya berharap ini nyata, bukan mimpi, bukan sensasi. Semoga bisa tersalur dengan baik. Tapi kalau boleh berpendapat "kepolisian" tentu bukan saluran yang baik. Lembaga ini, walau terus berupaya keras memperbaiki reputasinya. Namun saya pikir masih jauh panggang dari api.
OK, ia bisa lebih bersikap bijak terhadap warga yang suka tantrum. Pada duit who knows. Saya percaya, pada uang semua orang dadi malik grembyang. Berubah wajah, mudah jadi beringas...
Sekali lagi, semoga ini awal yang baik. Meringankan beban pemerintah adalah hal termulia saat ini.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews