Pembentukan Jusuf Kalla Research Center bagian dari meneruskan legasi yang sudah ditapaki JK untuk menjadi sarana dalam menemukan inovasi untuk inspirasi masa kini dan mendatang.
Jumat, 27 November 2020, menjadi awal pembentukan Jusuf Kalla Research Center for Bugis and Makassar Culture, Universitas Muslim Indonesia. Pusat kajian ini, menjadi wahana bagi pengembangan dan juga penyemaian pikiran-pikiran dan tindakan Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI (2004-2009 & 2014-2019), dipilih menjadi nama pusat kajian. Bukan saja karena berasal dari Sulawesi Selatan, tetapi juga kiprahnya secara nasional. Walau sebenarnya ini terlambat, dimana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sudah menasbihkan namanya dalam Jusuf Kalla School of Government.
23 Juni 2018, sebelumnya Jusuf Kalla menerima doktor Honoris Causa dari Universitas Muslim Indonesia. Begitu juga daru pelbagai perguruan tinggi lainnya, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Poso, Ambon, Aceh, daerah diantaranya menyimpan nama Jusuf Kalla sebagai bagian dari perdamaian di tiga wilayah tersebut. Terakhir, Afghanistan mengundang Jusuf Kalla untuk turut hadir dalam diskusi mewujudkan perdamaian di sana.
Apapun peran yang diembannya, selalu saja identik dengan prakarsa damai. Ketika itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di masa pemerintahan Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri.
Selanjutnya, semasa mengemban tugas wakil presiden dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, 2004-2009, turut dalam mendorong perdamaian di Aceh, pasca tsunami 2004.
Walau tak lagi di kursi pemerintahan, tetap saja Jusuf Kalla memainkan peran-peran kemanusiaan. Ketika wabah pandemi mendera, dalam kapasitas Palang Merah Indonesia (PMI), dan Dewan Masjid Indonesia (DMI), mendorong kesadaran akan pencegahan wabah.
Dengan sigap, DMI melaksanakan sosialisasi protokol ibadah di masa pandemi. Sementara PMI aktif melakukan penyemprotan disinfektan. Begitu pula distribusi kebutuhan pokok untuk membantu masyarakat yang terdampak.
Tak kurang pula, dengan pembagian masker. Dimana masa-masa awal pandemi harga masker semakin tak terjangkau. Saat itu, satu kotak masker mencapai 300 ribu-an.
Baca Juga: Buruk Sangka pada JK
13 Januari 2020, dengan Ketua Tim Promotor Prof. Dr. Ir. Abdul Hakim Halim, M.Sc, Institut Teknologi Bandung menganugerahkan doctor Honoris Causa.
Pertimbangan utama ITB menyampaikan anugerah tersebut, karya-karya Jusuf Kalla dalam pelbagai kesempatan dan juga kiprahnya senantiasa diiringi dengan inovasi dan orisinalitas karya yang menjadi dasar pengembangan ilmu pengetahuan di masyarakat.
Jusuf Kalla menyampaikan pidato dengan judul “Mendorong Produktivitas, Meningkatkan Kesejahteraan Bangsa”.
Bersama Wiranto dalam kontestasi pemilihan presiden 2009, Jusuf Kalla mengusung salah satu tagline “lebih cepat, lebih baik”. Ini menjadi prinsip produktivitas “lebih murah, lebih baik, lebih cepat”.
Walau dalam suasana emosional kampanye, salah satu tim sukses pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, Andi Alifian Mallarangen menyatakan “belum saatnya orang Sulawesi menjadi presiden”.
Jusuf Kalla, pada Mei mendatang akan mencapai usia 79 tahun. Dalam angka harapan hidup orang Indonesia, ini melampaui angka tersebut.
Rahasia usia Panjang itu dikemukakan oleh putri JK, Muswira Kalla melalui kanal Detik Health bahwa kebiasaan olahraga dan pola makan yang sehat. Dimana jika di kantor, hanya menikmati makanan buatan istri.
Puang Jusuf Kalla, begitu kita orang Bugis memanggilnya. Satu diantara Jusuf yang menjadi bagian dari sejarah kebudayaan Bugis & Makassar. Bersama dengan Jendral Jusuf, dan Syekh Yusuf.
Pembentukan Jusuf Kalla Research Center, sejatinya bagian dari meneruskan legasi yang sudah ditapaki Jusuf Kalla untuk menjadi sarana dalam menemukan inovasi untuk inspirasi masa kini dan yang akan datang.
Kutipan Jusuf Kalla dalam pidato di ITB disarikan dari Krugman (Peraih Nobel Ekonomi) “inspiration not perspiration, dengan inspirasi bukan hanya dengan memeras keringat”. Pada kontes itulah, salah satunya menjadi wawasan sehingga Jusuf Kalla Research Center dibentuk.
Ismail Suardi Wekke,
Research Fellow Jusuf Kalla Research Center for Bugis and Makassar Culture
Universitas Muslim Indonesia
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews