Modal Bagus Jika Pekerjaanmu Sebelumnya Berat Penuh Tekanan

Jika saat ini kamu ada dalam pekerjaan yang penuh tekanan bertahanlah, Karena itu adalah kejadian yang akan jadi anugerah untuk mental kerjamu di masa depan.

Jumat, 26 Maret 2021 | 15:47 WIB
0
222
Modal Bagus Jika Pekerjaanmu Sebelumnya Berat Penuh Tekanan
ilustrasi pixabay

Dulu sekali, saya punya pengalaman kerja yang saat itu saya anggap kesalahan, namun saat ini saya kenang sebagai sebuah keuntungan. Ceritanya...karena harus menyelesaikan skripsi saya memutuskan keluar dari perusahaan tempat saya bekerja. Saat skripsi saya sudah selesai dan tanggal wisuda sudah keluar saya mulai mencari pekerjaan lagi.

Singkat cerita diterimalah saya bersama seorang yang lain di sebuah Bank. Seorang yang lain ini sebelumnya memang seorang marketing, sedangkan saya sebelumnya adalah orang administratif yang tidak biasa kerja target. Apalagi harus mencari nasabah sendiri ke lapangan, saya benar-benar stres ketika itu.

Dalam kondisi yang sama, tapi saya dan seorang yang lain itu merasakan hal yang berbeda. Sebelumnya dia adalah marketing pembiayaan sepeda motor, tidak ada hari libur, karena seringnya hari minggu pun masuk demi mengejar target perusahaan. Menurut ceritanya, atasannya galak dan keras.

Dia harus shareloc dan mengirim foto bukti bahwa dia betul sedang bersama nasabah, bahkan handphonenya akan diperiksa apakah benar dia sudah menelepon nasabah atau tidak. Saat harus libur pun dia tidak tenang karena sering dihubungi nasabah dan atasannya.

Dan saat itu dia diterima di sebuah Bank bersama saya.Atasan Bank itu memang sangat ambisius, semua anak-anak yang ada dibawah pimpinannya harus bisa mencapai target perusahaan. Tak hanya itu, suasana kantor pun kaku, karena jam 07:30 wajib briefing, dan yang terlambat akan dikunci di luar, dan pasti akan kena marah. Saya beberapa kali kena semprot.

Namun menurut seseorang yang diterima kerja bersama saya itu, dia sudah biasa dengan kondisi demikian. Malahan dia merasa tempat itu jauh lebih baik karena setidaknya sabtu minggu dia bisa libur dengan tenang. Dan yang pasti gajinya lebih besar.

Namun tidak demikian dengan saya. Saya terbiasa kerja di dalam ruangan, kalaupun harus ke lapangan yang dihadapi adalah produk dan benda mati. Tidak ada target, semua pekerjaan yang tidak selesai hari ini bisa diselesaikan besok. Saat bekerja di Bank itu, ketika saya tidak mencapai target saya dibilang tidak kerja dan makan gaji buta. Padahal setiap hari saya datang ke kantor!

Ada perbedaan yang signifikan yang saya rasakan. Sempat beberapa kali saya ingin keluar saat menerima gaji pertama. Saya mengutuki atasan saya itu dalam hati. Namun saat ini saya merasa beruntung, karena memilih bertahan hingga akhirnya bisa dua tahun lebih bekerja di industri perbankan.

Kejadian ini memberi saya pelajaran berharga dalam dunia kerja.Saya ingat saat atasan kami itu berkata,"Bahwa karir kalian itu tanggung jawab saya." Itu kenapa dia ingin orang yang dipimpinnya berkinerja baik.Dan terbukti, beberapa anak yang pernah dipimpinnya karirnya naik dan tak jalan di tempat.

Namun terlepas dari itu semua ada satu premis penting yang saya dapatkan, "Pengalaman Pertama Kerja, Sebaiknya Pahit Penuh Tekanan, bahkan kalau perlu penuh penderitaan!" Memang terdengar berlebihan namun sesungguhnya amat menguntungkan.

Setelah merasa cukup di industri perbankan saya pun melompat ke industri lain karena diajak teman. Beberapa senior mewanti-wanti saya untuk struggle, karena mereka menganggap bekerja di industri yang baru saya masuki itu penuh tekanan. Namun sesungguhnya saya hanya tertawa dalam hati, "Tekanannya mana sih?"

Teman saya yang mengajak saya pindah itu sebelumnya sekantor dengan saya, dan kami berdua kalau sedang ngobrol selalu mengaminkan betapa beruntungnya dulu kami pernah bekerja di dunia perbankan. Terlebih betapa beruntungnya dulu kami pernah dipimpin atasan yang sangat disiplin dan terus menekan kami untuk mencapai target.

Saya selalu mebayangkan, seandainya saya dulu tidak pernah kerja di Bank tersebut, pekerjaan yang saat ini saya jalani pasti akan terasa berat. Namun karena saya punya perbandingan, maka pekerjaan yang ada saat ini terasa sangat ringan. Saat ini ada banyak orang yang mengeluh dengan pekerjaannya, kenapa? Karena mereka tidak punya perbandingan.

Pertama, perbandingan dengan pekerjaan sebelumnya. Mungkin mereka sama seperti saya dulu, pekerjaan pertamanya enak, lalu saat harus menjalani pekerjaan kedua yang penuh tantangan, mereka tidak siap. Baik secara skill, mental, hingga kultur kerjanya.

Kedua, perbandingan antara bagaimana rasanya punya pekerjaan dan jadi pengangguran. Enaknya menganggur paling cuman seminggu, setelah itu kita pasti stress karena bosan di rumah. Maka setidak-tidak enaknya bekerja, bekerja pasti lebih enak.

Maka beruntunglah jika pekerjaan pertamamu penuh tekanan karena sudah pasti pekerjaan selanjutnya akan terasa ringan.

Kalaupun bukan pekerjaan pertama, bersyukurlah jika yang kamu dapatkan saat masih menjajaki dunia kerja adalah pekerjaan penuh tantangan. Juga berterimakasihlah bila sedini mungkin kamu memiliki pimpinan yang tegas, keras, disiplin dan sangat berorientasi hasil.
Semua itu adalah kejadian getir yang akan kamu kenang sebagai nilai-nilai yang berharga. Pekerjaan penuh tantangan itu akan jadi standar yang membuatmu kuat menghadapi tantangan selanjutnya.

Jika kamu terbukti mampu melewati tantangan yang paling sulit, maka tidak ada lagi hambatan di depan yang bisa menjatuhkanmu. Syukurilah tantangan berat yang terjadi di depan, karena hal itu membuatmu teruji di awal.

Sesungguhnya memiliki pekerjaan yang enak dan santai di awal karir adalah batu sandungan, karena akan jadi kenangan indah yang membuat kondisi saat ini terasa buruk saat kamu mendapat pekerjaan berat yang penuh tantangan.

Padahal sejatinya kita harus siap dengan perubahan zaman. Kita harus beradaptasi dengan pekembangan. Dan pekerjaan sulit yang kamu hadapi di awal-awal adalah masa pelatihan natural yang membuatmu siap menghadapi tantangan kerja di masa depan.

Lagipula bukankah kunci kemajuan adalah meninggalkan zona nyaman? Saat kita meninggalkan zona nyaman kita juga meninggalkan pekerjaan lama dan harus siap dengan pekerjaan baru dimana kita harus belajar seiring waktu. 

Jika semua ketidaknyamanan itu sudah memuncak dalam pekerjaan kita sebelumnya, maka tantangan pekerjaan kita selanjutnya bukanlah apa-apa.

Maka jika saat ini kamu ada dalam pekerjaan yang penuh tekanan bertahanlah, Karena itu adalah kejadian yang akan jadi anugerah untuk mental kerjamu di masa depan.

-Penikmat yang bukan pakar- 

***