Jangan berpikir sekali-sekali tidak memilih, karena milih atau tidak milih pemilu akan tetap jalan. Milih atau tidak tetap tunduk kepada pemenang.
Sebagai umat beragama, sejak kecil kita sudah diajarkan bagaimana bersyukur. Mulai dari mengucapkan 'terima kasih' bila diberi atau menerima sesuatu, hingga menjalankan amanat yang dipercayakan kepada kita.
Rasa syukur itu harus tetap kita ungkapkan sekecil apa pun yang kita dapatkan. Bagaimana Tuhan akan memberikan rezeki yang lebih besar, apabila rezeki yang sedikit saja tidak disyukuri.
Dalam kaitannya dengan hajatan politik di Tanah Air, kita pun dituntut untuk menunjukkan rasa syukur kita dengan apa yang kita dapatkan selama ini.
Pembangunan yang berjalan selama ini, tentu saja membutuhkan rasa syukur kita untuk memastikan pembangunan itu tidak terhenti begitu saja. Kita pun patut menjaga apa-apa yang sudah ada, sehingga negeri ini kedepannya semakin baik.
Sebagai warga negara, kita patut menyukseskan hajatan Pilpres dan Pileg 2019, yaitu dengan memilih mereka yang memiliki rekam jejak yang baik untuk mengelola negeri ini.
Kita jangan lantas apatis dan memilih golput, lantaran sosok yang akan dipilih tak sesempurna apa yang kita bayangkan. Yang kita pilih bukanlah kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Memilih untuk tidak golput adalah bagian dari rasa syukur kita kepada-Nya.
Apa Makna Syukur?
Secara bahasa, syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut. Dalam bahasa Indonesia, bersyukur sama artinya dengan berterima kasih.
Dalam agama Islam, istilah syukur, sebagaimana yang dijabarkan oleh Ibnul Qayyim:
"Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah" (Madarijus Salikin, 2/244).
Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah Ta'ala.
Kitab Suci Al-Quran pun berbicara mengenai syukur dan juga kufur, yang terjemahannya sebagai berikut:
''Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.'' (QS Ibrahim [14]: 7).
Begitulah sedikitnya mengenai rasa syukur yang patut kita renungkan, karena manusia begitu mudahnya melupakan nikmat yang telah dirasakannya.
Seperti diketahui, memilih untuk tidak menggunakan hak suaranya pada 17 April 2019 mendatang alias golput sangatlah merugikan. Hal ini seperti yang dikatakan Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud Md.
Hindari golput karena akan merugikan kita. Yang akan terpilih dari calon-calon itu tetap akan mengikat kita. Jangan berpikir sekali-sekali tidak memilih, karena milih atau tidak milih pemilu akan tetap jalan. Yang tidak memilih akan tetap terikat secara hukum kepada yang milih. Milih atau tidak milih tetap tunduk kepada yang menang.
Salam dan terima kasih!
Sumber:
1. Muslim.or.id (25/05/2017): "Jadilah Hamba Allah yang Bersyukur"
2. Republika.co.id (11/08/2016): "Hikmah Bersyukur"
3. Merdeka.com (21/02/2019): "Mahfud Md: Jangan Berpikir Tidak Memilih, Golput Merugikan Kita"
sebelumnya pernah dimuat di Kompasiana.com
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews