Keberhasilan TNI dalam menduduki markas KKB dipuji masyarakat. Mereka lega karena akhirnya kelompok separatis itu diberantas sampai ke wilayah persembunyiannya.
Warga sipil Papua sudah jenuh dan lelah karena selama puluhan tahun diteror oleh KKB dan OPM, sehingga mereka berharap kelompok separatis benar-benar diusir dari Indonesia.
Setelah dinyatakan sebagai kelompok teroris, pemberantasan KKB makin intensif. Pasukan dari Yonif 315/Garuda sudah datang ke Papua untuk membantu aparat di sana dalam menumpas tiap anggota kelompok separatis tersebut.
Sebanyak 400 prajurit yang dijuluki ‘pasukan setan’ karena tidak memiliki rasa takut, langsung semangat untuk bekerja, demi kedaulatan NKRI.
Pasukan setan diterjunkan untuk membantu kinerja Satgas Nemangkawi dalam mencari keberadaan KKB hingga ke akarnya. Satgas Nemangkawi adalah kumpulan prajurit TNI dan Polri yang khusus dibuat agar KKB segera tertangkap. Kombes Pol M Iqbal Qudussy menyatakan bahwa menyatakan bahwa Satgas Nemangkawi berhasil menduduki salah satu markas KKB di Nduga.
Kombes Iqbal melanjutkan, markas KKB di Nduga berhasil dikuasai Satgas Nemangkawi. Markas ini merupakan rumah bagi pasukan pimpinan Egianus Kogoya. Sementara itu, markas mereka yang lain, di daerah Kampung Paro, juga sudah terendus keberadaannya.
Satgas Nemangkawi juga berhasil menyerang pasukan Lekagak Talenggeng di Jembatan Mayumberi, Minggu 16 mei 2021 jam 3 WIT. Sebanyak 3 anggota KKB tertembak tetapi salah satunya melarikan diri. Kamp KKB di Mayumberi juga sudah dikuasi Satgas Nemangkawi.
Keberhasilan Satgas Nemangkawi sangat dipuji oleh masyarakat.
Pasalnya, setelah kedua markas KKB diduduki, kegiatan warga berjalan dengan aman tanpa ada ketakutan akan ancaman teror. Situasi sangat kondusif. Mulai dari pasar hingga rumah ibadah, dipenuhi oleh masyarakat yang beraktivitas dengan tenang.
Masyarakat sangat mengapresiasi tindakan tegas pemerintah yang mengecap KKB sebagai kelompok teroris. Penyebabnya karena mereka memang bertindak seperti teroris yang suka mengancam dan membuat onar. Sehingga jika KKB benar-benar diberantas sampai habis, tidak ada lagi yang memaksa mereka untuk ikut memerdekakan Papua. Karena semua orang cinta NKRI.
Para pemuda di Indonesia Timur yang bergabung dalam Melanesian Clan juga mendukung penuh aparat untuk bersikap tegas kepada KKB. Ketua Umum Melanesian Clan Kevin Rouw menyatakan bahwa mereka mendukung penuh pemerintah melalui TNI/Polri dan seluruh stakeholder, untuk memberantas KKB. Boleh ada tindakan tegas terukur bagi mereka.
Kevin melanjutkan, Melanesian Clan mengutuk aksi kriminal KKB di Papua, karena sudah mengancam keselamatan hidup warga negara. Dalam artian, seluruh warga sipil sebenarnya sudah muak dengan KKB yang terus mengancam dengan kekerasan, sampai mereka memperbolehkan tindakan tegas terukur untuk memberantas kelompok separatis tersebut.
Masyarakat sudah jenuh dengan KKB yang berkedok ingin membantu OPM dalam memerdekakan Papua tetapi kenyataannya mereka yang menjajah kebebasan masyarakat di Bumi Cendrawasih. Sudah terlalu banyak kasus kriminal yang dilakukan oleh KKB. Mulai dari pembakaran sekolah, penembakan pekerja Istaka Karya, sampai pengancaman terhadap warga di 1 desa.
Selain itu, KKB juga tega membunuh seorang murid dan 2 orang guru. Ketika mereka menghalangi hak warga Papua untuk mendapat pendidikan, apa mau berkubang dalam keterbelakangan? Jika saja mereka ingin ada negara baru tetapi tidak ada sekolah dan para guru, maka akan mudah untuk dibodohi orang lain.
Oleh karena itu, KKB wajib diberantas agar tak membuat onar di Papua. Penyebabnya karena tindakan mereka sudah berada di luar batas dan melanggar hak asasi orang lain. Kasus KKB sudah termasuk tindakan kriminal, dan mereka juga ngotot untuk menjadi kelompok separatis. Sehingga seluruh masyarakat setuju dengan penyerbuan markas KKB. (Moses Waker)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews