Saatnya Presiden Gunakan Probiotik untuk Atasi Lonjakan Corona!

Dengan probiotik ini, juga tidak menafikan peran obat kimia. Jadi jangan sok anti medis, anti rumah sakit, dan serterusnya. Masih belum yakin dengan manfaat Probiotik?

Minggu, 27 Juni 2021 | 22:33 WIB
0
322
Saatnya Presiden Gunakan Probiotik untuk Atasi Lonjakan Corona!
Probiotik Siklus. (Foto: Istimewa)

World Health Organization (WHO) sudah mengeluarkan laporan mengenai kondisi COVID-19 di Indonesia. WHO pun telah menyarankan Indonesia segera melakukan lockdown atau karantina wilayah menghadapi lonjakan kasus Covid-19.

Tapi, Presiden Joko Widodo berkali-kali menegaskan, Pemerintah tak akan melakukan Lockdown terkait penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang semakin massif. Pemerintah hanya menerapkan Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

WHO melihat bahwa per 23 Juni 2021, Indonesia melaporkan 2.033.421 (15.308 baru) kasus terkonfirmasi Covid-19, sebanyak 55.594 (303 baru) kematian dan 1.817.303 kasus sembuh dari 510 kabupaten di 34 provinsi.

Selain itu, WHO juga melihat bahwa sebagian besar provinsi di wilayah Jawa melaporkan peningkatan jumlah kasus dan kematian. Kasus yang dilaporkan mingguan dan kematian meningkat dua kali lipat di DKI Jakarta setiap minggu, selama dua minggu terakhir.

WHO juga melihat ada peningkatan konfirmasi varian Delta yang harus menjadi perhatian. Sementara, kapasitas sistem kesehatan di beberapa provinsi tingkat huniannya lebih dari 90%.

Dalam laporan WHO sebanyak 32 halaman itu, Indonesia diminta segera melakukan tindakan terkait potensi lonjakan kasus di provinsi yang disorot, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Jogjakarta, Jawa Timur, dan Banten.

Apalagi, tingkat hunian tempat tidur juga telah dilaporkan tinggi di semua ini provinsi dan dipertimbangkan dalam penilaian risiko. WHO pun meminta Indonesia belajar dari India yang pernah menghadapi lonjakan kasus Covid-19.

Selain itu, adanya virus baru yang menjadi varian of concern (VOC) memiliki transmisi penularan yang sangat cepat. Sehingga, kebijakan karantina wilayah atau lockdown harus segera diambil.

Konsekuensi lockdown itu, sesuai pasal 55 UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, kebutuhan hidup dasar orang dan makanan hewan ternak menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat. Berikut petikannya:

Pasal 55:

(1) Selama dalam Karantina Wilayah, kebutuhan hidup dasar orang dan makanan hewan ternak yang berada di wilayah karantina menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat.

(2) Tanggung jawab Pemerintah Pusat dalam penyelenggaraan Karantina Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melibatkan Pemerintah Daerah dan pihak yang terkait.

Bisa jadi, Pemerintah Pusat tidak siap dengan konsekuensi lockdown itu. Maka, Pemerintah Pusat maupun Daerah hanya menerapkan PPKM Mikro. Bisa juga disebut semi lockdown.

Kalau Presiden Jokowi tidak mau lockdown, Pemerintah bisa menggunakan proses Probiotik Siklus. Sehingga, masyarakat masih bisa beraktivitas secara normal. Dengan Probiotik ini, masyarakat yang terinveksi corona bisa berobat mandiri.

Tidak perlu bantuan medis. Tidak perlu ke rumah sakit. Sehingga, Pemerintah tak perlu juga repot-repot menyediakan makanan makhluk hidup sesuai pasal 55 UU Nomor 6 Tahun 2018 tersebut. Paramedis hanya memantau perkembangan pengobatannya saja.

Probiotik berasal dari etimologi Latin dan Yunani, yakni “pro” (preposisi bahasa Latin) yang berarti “untuk” dan kata sifat dari bahasa Yunani βιωτικός (biōtikos) yang berarti “hidup atau cocok untuk hidup”.

Kata yang terakhir itu berasal dari kata benda bahasa Yunani βίος (bios), berarti “hidup”. Jadi Probiotik bermakna sesuatu yang pro, yang mendukung, yang cocok, bermanfaat untuk kehidupan.

Secara istilah, menurut WHO/FAO, Probiotik merupakan organisme hidup yang bila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup, mampu memberikan efek yang menguntungkan kesehatan host (inang)nya.

Probiotik yang efektif harus memenuhi beberapa kriteria:

1. Memberikan efek menguntungkan pada host; 2. Tidak patogenik (bersifat menimbulkan penyakit) dan tidak toksik (bersifat racun); 3. Mengandung sejumlah besar sel hidup; 4. Mampu bertahan dan melakukan kegiatan metabolisme dalam usus;

5. Tetap hidup selama dalam penyimpanan dan waktu digunakan; 6. Mempunyai sifat sensori yang baik; 7. Diisolasi dari host.

Probiotik akan berkompetisi dengan bakteri patogen pada tempat menempelnya bakteri di mukosa usus dan memodulasi sistem imun. Terdapat beberapa spesies yang telah diteliti dan digunakan sebagai probiotik di pasaran.

Yakni Lactobacillus Acidophilus, Lactobacillus Casei, Lactobacillus Gg, Bifidobacterium Bifidum, Bifidobacterium Longum, Streptococcus Thermophilus, Enterococcus Faecium, dan Saccharomyces Boulardi.

Yang umum digunakan adalah kelompok Lactobacillus dan Bifidobacteria. Efek kesehatan yang menguntungkan dari probiotik adalah:

1. Memperbaiki keluhan malabsorsi laktosa; 2. Meningkatkan ketahanan alami terhadap infeksi di usus; 3. Supresi kanker; 4. Mengurangi kadar kolesterol darah; 5. Memperbaiki pencernaan; 6. Stimulasi imunitas gastrointestinal (hal yang berhubungan dengan pencernaan, terutama lambung dan usus).

Manfaat Probiotik diantaranya:

1. Anti alergi; 2. Anti inflamasi/peradangan; 3. Anti kanker; 4. Anti konstipasi/sembelit; 5. Anti diabetes; 6. Anti obesitas/kegemukan; 7. Anti infeksi dalam dan luar tubuh; 8. Detoksifikasi/membuang racun;

9. Memperbaiki pencernaan; 10. Memperbaiki pencernaan gizi; 11. Melancarkan aliran darah; 12. Memaksimalkan fungsi obat; 13. Memperbaiki fungsi organ dalam (misal: ginjal, hati, jantung, limfa);

14. Mengatasi problem darah (hipertensi, anemia, leukemia); 15. Mengontrol kadar kolesterol darah; 16. Meningkatkan imunitas tubuh dan manfaat-manfaat lainnya yang masih terus diteliti para ilmuwan.

Mengingat sifat probiotik yang bisa mengkoloni virus yang merugikan, sehingga aman bagi yang memakai probiotik, maka pemakaian probiotik untuk melawan corona sangat ditunggu. Karena, corona akan dikoloni dan dikeluarkan dari tubuh pasien secara alami.

Dengan teknologi probiotik dimaksudkan untuk mengembalikan alur kehidupan sesuai pada fitrahnya. Tidak membuat rekayasa yang mengarah kepada menentang ketentuan yang Maha Kuasa. Merusak alam dengan dalil/argumentasi untuk pembangunan dan kemaslahatan.

Menurut Ali Athwa, praktisi pengobatan dengan pendekatan Probiotik Siklus, manusia itu kalau sudah menuhankan akalnya, Tuhan dinomorsekiankan. “Bahkan dianggap tidak ada,” ungkapnya.

Itulah sebabnya orang-orang yang berada di puncak pengetahuan rekayasa (termasuk ahli bakteri mesti atheis alias tidak bertuhan). Bahwa alam dengan susunan, dan kandungannya, sudah didesain sedemikian rupa sempurna untuk ummat manusia.

Dalam probiotik itu terkandung bakteri siklus/lengkap. Ada miliaran bakteri di dalam produk probiotik dengan pola kerja yang sangat indah. Ada bakteri positif 60%, bakteri negatif 30%, dan bakteri netral/oportunis sebanyak 10%.

Di sana juga terdapat bakteri thermophilic (tahan suhu tinggi) dan an thermophilic, bakteri aerobik dan an aerob, tahan asam dan tidak tahan asam dll. Mereka berpasang-pasangan. Layaknya manusia dan makhluk/ciptaan Allah yang lain.

Lantas, apa hubungannya dengan Corona? Corona itu juga bakteri. Dalam ilmu probiotik ini tidak dibedakan antara: bakteri, jamur maupun virus, karena mereka bakteri juga pada tempat dan kondisi yang berbeda.

Semuanya masing-masing ada perannya di alam ini. Semuanya itu ada manfaatnya, sesuai dengan fitrahnya masing-masing. Ketika tangan manusia telah membuat sesuatu untuk ambisi dan keserakahannya, maka muncullah ‘malapetaka’ seperti yang kita sedang rasakan saat ini.

Bagaimana kerja probiotik terhadap corona? Menurut Ali Athwa, dalam 1 detik per 1 ekor bakteri probiotik yang disemprotkan ke udara, mereka akan beranak pinak setidaknya 6.000 ekor.

Berapa ratus juta sekali semprot ke udara, anak-anak bakteri probiotik ini akan berkembang memenuhi ruang, kamar rumah, lingkungan, gedung-gedung dan seterusnya, alam di sekitar kita.

“Termasuk yang akan membentengi tubuh kita secara aktif mengelola sistem imunitas tubuh kita. Insya’ Allah virus/bakteri corona yang liar dan keluar dari tabiatnya akan bertemu di sana dan akan diajak kembali ke habitat fitrahnya,” lanjutnya.

Dengan Probiotik ini, masyarakat yang terinveksi corona bisa berobat mandiri. Tidak perlu bantuan medis. Tetapi tetap perlu konsultasi. Kalau berat,juga tetap harus opname. Tetapi dengan probiotik ini, harapan kesembuhannya menjadi lebih besar dan lebih cepat.

Kabarnya, beberapa titik di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sudah mengaplikasikan formula probiotik ini, dan hasilnya beberapa titik itu sudah terbebas dari paparan Covid-19.

Ada orang penting di satu daerah. Dua hari menjelang hari H, setelah diswab, ternyata positif. Malamnya setelah diswab, disarankan minum 4 varian produk probiotik sesuai takaran yang ditetapkan.

Diminum setiap 1 jam sekali, semampunya (diminum mulai pukul 21.30). Belum diketahui, sampai berapa kali minumnya. Esok harinya, pukul 11.00 diswab lagi. Hasilnya: NEGATIF. Note: tanpa comorbid.

Hasil negatifnya, terkonfirmasi melalui 2x uji lab, di RS Semen Gresik (SG) dan Parahita Surabaya. Mulai minum sampai uji lab yang hasilnya Negatif itu dalam waktu hanya 13,5 jam. Ini fakta di lapangan, bukan Hoax!

Dan yang perlu dicatat: Dari 4 varian produk probiotik yang diminum itu, 3 diantaranya sudah punya izin dari BPOM, yang 1 masih dalam proses perizinan. Bukan pula manipulasi fakta izin edarnya “obat cacing”, tapi diklaim sebagai “obat covid” yang berizin BPOM.

Dengan probiotik ini, juga tidak menafikan peran obat kimia. Jadi jangan sok anti medis, anti rumah sakit, dan serterusnya. Masih belum yakin dengan manfaat Probiotik?

***