Indonesia sebagai negara pemain bukan lagi sebagai penonton apalagi sebagai negara korban dari sistem politik dunia saat ini seperti yang kita saksikan saat ini.
Dalam keluarga politik Islam, Garbi mengusung genre politik paling up to date saat ini.
Kalau ibarat sebuah barang, maka ideologi garbi ini masuk kategori"new arrival". Masih fresh dan masih yang paling modern diantara yang ada.
Garbi bukan mazhab konservatif, bukan juga mazhab liberalis, Garbi mengusung mazhab pos islamis yang saat ini narasinya mulai terlihat relevan di berbagai tempat.
Garbi bukan mazhab reformis ala sistem politik Iran, juga tidak mengusung mazhab politik neofundamentalis yang berat ke kanan-kananan.
Garbi mengusung mazhab politik paling modern dalam keluarga besar politik Islam, Garbi meninggalkan para pendahulunya yang sudah mentok daya jualnya.
Pos islamis artinya melihat style politik islam tidak hanya sebatas tekstual, tapi lebih ke kontekstual. lebih ke realitas, adaptasi, kolaborasi, lebih ke inti fikih maqosyid syariah dan menyesuaikan diri dengan zaman dan tempat dimana dia tumbuh.
Pos islamis mendasari pemikiran yang merangkul semua golongan dan tidak terpaku kaku pada sebuah penafsiran kaku akan ayat ayat politik yang sering salah konteks.
Pos islamis lebih menyoroti sebuah penafsiran politik yang proven bagi kondisi dan masalah yang dihadapi umat islam secara menyeluruh, lokal maupun global.
Pos islamis memberikan catatan panjang soal praktek dan pemahaman yang lurus dan modern dalam mengaplikasikan teori politik islam terutama pasca eksperimen panjang islam politik kurang lebih 1 abad belakangan.
Garbi mengusung ideologi terbuka dan kolaboratif, adaptatif, islamis, moderat, naratif, dialogis, persuasif, inklusif, dan imaginatif. menuju mindset arah baru sebagai Game Changer.
Genre politik garbi lebih menekankan akan gaya bahasa politik yang lebih komprehensif, universal dan menolak gaya bahasa konservatif arah lama yang narasinya sudah tumpul.
Genre politik garbi lebih menekankan gaya bahasa publik sebagai bahasa politik yang tidak hanya sebagai makna"lughoh", Tapi lebih kepada makna "lisan".
Taste terminologi "lisan" disini tentu jauh lebih dalam dari sekedar makna "loghoh". Bedakan taste kalimat "Bilisani Qaumihi", dengan kalimat "Bilughoti Qaumihi". Dalam gaya bahasa alQuran.
Itulah mengapa, narasi garbi jauh lebih besar dan luas, jauh lebih dalam dan membumi, jauh lebih modern dan jauh lebih relevan dengan zaman dan tempat dia beradaptasi.
Itulah mengapa, bagi mereka yang paham dengan keluarga besar politik islam akan mendapatkan fakta bahwa narasi garbi selain sebagai keluarga paling muda, sekaligus paling millenial dan paling tepat untuk dipraktekkan di era sekarang.
Melihat fakta ini, PR Garbi kedepan masih besar, masih panjang dan masih membutuhkan banyak sekali energi. Karena pada akhirnya sebuah teori narasi akan diuji dengan relevansi di lapangan.
Garbi membutuhkan banyak pendukung untuk merealisasikan ide ide besar dalam bernegara ini, garbi tidak bisa ditopang oleh satu dua golongan, satu dua suku dst dst.
Garbi butuh energi besar untuk merealisasikan tugasnya, ini tentunya bukan hanya tugas aktivis Garbi, tapi sejatinya adalah tugas kita semua untuk mendorong agar ideologi islam politik yang paling relevan dan modern ini agar suatu saat nanti menguasai panggung politik indonesia.
Saat ini mayoritas muslim dunia masih awam dengan politik, terutama muslim indonesia. jangankan masuk ke ranah filsafat yang njelimet, masuk ke teori dasar saja masih banyak rakyat yang belum benar2 melek. Ini adalah tugas kita bersama, bukan hanya tugas Garbi.
Garbi, terutama ketika dia berubah menjadi sebuah partai politik nantinya, maka energi berlipat dibutuhkan untuk menjadikan narasi politik yang saat ini menjadi narasi paling modern di dunia bisa menjadi alternatif yang bisa mengubah indonesia menajdi lebih baik dan lebih kuat.
Doakan dan dukung kami untuk mewujudkan narasi besar ini, menuju indonesia yang lebih kuat disegala bidang. Indonesia sebagai negara pemain bukan lagi sebagai penonton apalagi sebagai negara korban dari sistem politik dunia saat ini seperti yang kita saksikan saat ini.
Tengku Zulkifli Usman.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews