Baginya lebih baik dipenjara daripada dapat keringanan hukuman tetapi dengan syarat mengakui Pancasila dan sumpah setia.
"Merdeka!".
Hari ini Rabu, 17 Agustus 2022 bangsa Indonesia memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77.
Dan di hari ini pula, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir untuk pertama kali dalam hidupnya atau sejak Pondok Pesantren Al- Mukmin Ngruki berdiri 1972, mengikuti upacara kemerdekaan Indonesia.
Dalam upacara kemerdekaan Indonesia tersebut yang bertindak sebagai inspektur upacara yaitu menteri Muhadjir Effendy dan diikuti peserta yaitu para santri Al-mukmin Ngruki.
Tentu ini kabar yang menggembirakan dan menyejukkan. Karena Ustadz Abu Bakar Ba'asyir selama ini menolak Pancasila dan dianggapnya sebagai thaghut. Dan bertentangan dengan ajaran Islam yang diyakininya.
Dua hari sebelum hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Danrem 074/Warastratama Kolonel (inf) Achiruddin menyerahkan bendera merah putih kepada ustadz Abu Bakar Ba'asyir untuk upacara kemerdekaan Indonesia di lingkungan pondok pesantren Al-Mukmin Ngruki.
Bukan itu saja, Danrem Achiruddin juga mengirimkan para prajurit untuk melatih para santri dalam upacara pengibaran bendera merah putih.
Sebelumnya beredar video ustadz Abu Bakar Ba'asyir yang mengakui atau menerima Pancasila.
Seperti kita ketahui, ustadz Abu Bakar Ba'asyir pernah dipenjara dalam kasus terorisme.Bahkan Kemenhumkam pernah menawari "grasi" kepada ustadz Abu Bakar Ba'asyir dengan syarat sumpah setia kepada Pancasila.Tetapi ditolaknya.
Baginya lebih baik dipenjara daripada dapat keringanan hukuman tetapi dengan syarat mengakui Pancasila dan sumpah setia.
Semoga dengan ustadz Abu Bakar Ba'asyir menerima atau mengakui Pancasila dan ikut upacara kemerdekaan Indonesia, bisa menjadi inspirasi atau menyadarkan yang lain, yang belum bisa mengakui atau menerima Pancasila.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews