Jangan-jangan munculnya peristiwa di desa Wadas,Jawa merupakan sebuah konspirasi, atau jebakan Batman untuk menjatuhkan Ganjar Pranowo yang selama ini dianggap duri penghalang.
Tingkat elektabilitas Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, selama ini dianggap memiliki peluang besar untuk memenangkan kontestasi pemilihan presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
Walakin meskipun demikian, jangankan restu dari DPP PDI-P, dalam hal ini Megawati Soekarnoputri, sebagai penentu kebijakan, yang didapatkan. Sebaliknya justru Puan Maharani, yang notabene merupakan anak kandung Megawati sendiri yang digadang-gadang menjadi kandidat yang akan diusung partai politik tempat bernaung Ganjar Pranowo selama ini.
Suara akar rumput yang menggebu-gebu dari berbagai penjuru daerah, yang menyatakan dukungan kepada Ganjar, sama sekali tidak dipedulikan elit PDI-P. Sebaliknya malah dianggap sebagai suatu sikap ketidaktaatan terhadap keputusan yang akan ditentukan Megawati.
Sehingga beberapa waktu yang lalu muncul sebutan "celeng" yang dilontarkan Bambang "Pacul" Wuryanto terhadap para pendukung Ganjar Pranowo.
Demikian juga dengan kasus bantuan renovasi rumah dari Ganjar Pranowo kepada Wakil Ketua PAC PDI Perjuangan Temanggung Fajar Nugroho (38) beberapa waktu lalu sempat menuai polemik.
Ada pihak yang mengatakan bantuan dari Gubernur Jawa Tengah ini hanya untuk pencitraan belaka. Namun Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan (PDIP) Temanggung, Sutikno, menyebut pengembalian bantuan oleh kader PDIP bernama Fajar Nugroho kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo karena ada anggota partai yang tersinggung.
Sutikno mengatakan, pengurus partai kemudian memberi arahan agar Fajar mengembalikan bantuan kepada Ganjar. Sutikno mengaku dengan adanya bantuan itu dia merasa senang, begitu juga Fajar.
Jebakan Batman Itu Bernama Desa Wadas
Belakangan ini media gencar membicarakan sebuah desa bernama Wadas yang termasuk wilayah kecamatan Bener, kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Pasalnya di desa tersebut tengah dilakukan pengukuran tanah oleh pihak badan pertanahan nasional (BPN), walakin kegiatan ini kemudian mendapatkan penolakan dari warga setempat.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 509/41/2018, Desa Wadas ditetapkan sebagai lokasi penambangan batuan andesit material pembangunan proyek Bendungan Bener.
Adapun total lahan yang dibutuhkan untuk penambangan dan bendungan yakni 145 hektare. Ditambah 8,64 hektare lahan untuk akses jalan menuju proyek pertambangan. Penambangan dilakukan menggunakan metode blasting atau bahan peledak.
Sedangkan alasan warga yang menolak rencana tersebut, mereka menilai aktivitas penambangan mengancam keberadaan 27 sumber mata air, yang akan berpotensi merusak lahan pertanian.
Dikutip dari kompas.com, Selasa (8/2/2022), para warga yang menolak penambangan melakukan upaya dengan menggelar doa bersama di masjid desa setempat.
Namun saat doa bersama tersebut situasi sempat memanas antara warga kontra dengan pihak kepolisian. Situsi memanas terjadi karena ada beberapa warga yang diketahui membawa senjata tajam.
Sehingga beberapa puluh warga yang diduga menjadi provokator turut diamankan beserta senjata tajam yang dibawa oleh sekitar 250 petugas gabungan TNI, Polri dan Satpol PP yang ketika itu mendampingi sekitar 70 petugas BPN dan Dinas Pertanian yang melaksanakan pengukuran dan penghitungan tanaman tumbuh.
Sikap represif aparat kepolisian dalam peristiwa ini, sontak menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Pro dan kontra pun terdengar bertebaran dari berbagai kalangan.
Tak sedikit yang menyasar terhadap nama Ganjar yang notabene orang nomor satu di Jawa Tengah. Jangan-jangan munculnya peristiwa di desa Wadas, kecamatan Bener kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, ini merupakan sebuah konspirasi, atau jebakan Batman untuk menjatuhkan Ganjar Pranowo yang selama ini dianggap sebagai duri penghalang yang ada di dalam daging sendiri...
Bagaimanapun apabila kita membaca arah politik yang berkembang di dalam tubuh PDI-P selama ini, sudah jelas menimbulkan banyak berbagai dugaan yang berkembang liar.
Bahkan jika dirunut dari berbagai kejadian yang menimpa Ganjar Pranowo selama ini, memberikan kesan yang kuat jika di dalamnya tengah terjadi suatu konspirasi.
Apa lagi kalau bukan untuk mendegradasi seorang Ganjar Pranowo yang banyak disebut sebagai The Next Jokowi?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews