Dan yang paling saya sukai dari Presiden Jokowi dan Arifin Panigoro adalah keduanya sama-sama suka tantangan apalagi kalau ada orang yang menganggap tak bisa mengerjakannya.
Saya sangat senang dapat kabar Arifin Panigoro, pengusaha nasional yang menjadi satu tokoh penggerak reformasi di Indonesia, terpilih menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dan dilantik secara langsung oleh Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta pada Jumat (13/12) siang.
Pertemuan Presiden Jokowi dan Arifin Panigoro pada hari ini mengingatkan saya pada pertemuan kedua tokoh ini di Solo, Jawa Tengah, hampir sembilan tahun lalu.
Saat itu, pada Minggu 10 Januari 2011 malam, di Best Western Hotel keduanya bertemu dalam jamuan makan malam usai kick-off kompetisi Liga Prima Indonesia (LPI) sebagai reform league yang sempat mengubah peta sepakbola Indonesia dengan tumbangnya kepengurusan Nurdin Halid.
Jokowi saat itu masih menjadi Walikota Solo. Ketika hampir semua gubernur, walikota, dan bupati di seluruh Indonesia tidak ada yang berani menjadi tuan rumah pelaksanaan kick-off LPI, ternyata, cuma Jokowi satu-satunya walikota yang berani menerima ide reformasi sepakbola yang saat itu diusung oleh Arifin Panigoro.
Pak AP, begitu panggilan akrabnya, mereformasi tata kelola sepakbola kita yang sebelumnya menggunakan dana APBD menjadi entitas bisnis mandiri yang dikelola secara profesional dengan modal dari pengusaha. Saat itu Pak AP sebagai pengusaha sendirian maju dengan menggelontorkan dana ratusan miliar rupiah mereformasi sepakbola kita sementara para pengusaha lainnya takut melawan mafia sepakbola!
Bayangkan kalau saat itu tak ada Jokowi. Bisa dipastikan ide breakaway league LPI untuk mereformasi PSSI dan menurunkan Nurdin Halid tidak akan pernah terjadi.
Dalam catatan saya, Jokowi dan Arifin Panigoro adalah dua tokoh yang percaya bahwa kemajuan Indonesia hanya bisa dilakukan dengan cara mereformasi. Hasilnya bisa kita lihat sendiri. Cuma dalam waktu lima tahun banyak perubahan yang terjadi di Indonesia karena Presiden Jokowi berani mereformasi hal-hal yang menghambat kemajuan kita sebagai satu bangsa.
Dan yang paling saya sukai dari Presiden Jokowi dan Arifin Panigoro adalah keduanya sama-sama suka tantangan apalagi kalau ada orang yang menganggap tak bisa mengerjakannya.
Jadi, jangan sekali-kali pernah menantang keduanya. Mereka adalah orang-orang yang ketika dapat tantangan akan mengerjakannya di atas ekspektasi kita. Kiprah Presiden Jokowi dan Arifin Panigoro sudah terbukti untuk kemajuan bangsa ini.
Selamat bekerja, Pak AP. Semoga sukses bekerja ”menjadi penasehat” Presiden Jokowi untuk Indonesia Maju!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews