Framing Politik Tokoh Garbi

Jangan jualan di pasar yang sepi peminat. Karena fokus seorang sales adalah menjual untuk laku bukan menjual untuk sekedar dikirik dan hanya ditanya tanya.

Minggu, 6 Oktober 2019 | 12:23 WIB
0
434
Framing Politik Tokoh Garbi
Fahri Hamzah dan Anis Matta (Foto: monitor.co.id)

Kader Garbi jangan keliru dalam memframing tokoh tokoh Garbi.

Karena sebuah stigmatisasi salah akan terbentuk manakalah sering dipersepsikan salah.

Framing dan preming yang keliru dalam politik akan sangat fatal efeknya jika kurang memahaminya dengan baik.

Jangan memframing Fahri Hamzah adalah tokoh yang punya banyak musuh, nanti lama lama akan tertanam di alam bawah sadar rakyat bahwa Fahri Hamzah memang banyak musuh.

Jangan memframing Anis Matta sebagai tokoh internal jamaah, apalagi memframing Anis Matta sebagai mantan PKS. Ini jebakan dalam berpikir.

Memframing tokoh Garbi dengan framing yang salah akan merugikan Garbi secara permanen jangka panjang. Akan berefek negatif jangka panjang.

Jangan lagi memframing Fahri Hmzah sebagai tokoh yang punya banyak hater, karena faktanya dia punya lebih banyak follower daripada haternya.

Faktanya, Anis Matta dan Fahri Hamzah adalah calon pemimpin Indonesia ke depan di saat negeri ini semakin minus tokoh dan krisis figur nantinya.

Faktanya bahwa hater Anis Matta dan Fahri Hamzah hanya berasal dari segelintir orang yang jumlah persentasenya sangat kecil. Justru angka hater Fahri Hamzah akan bertambah kalau follower-nya salah dalam memframing FH, AM dkk.

Kader Garbi jangan terjebak nostalgia masa lalu yang terus menerus menyandingkan Fahri Hamzah dan Anis Matta dengan logika konflik dimasa lalu. Ini keliru dan akan membuat tokoh mereka gagal naik kelas.

Follower Anis Matta dan Fahri Hamzah dkk juga harus keluar dari ruang gelap menuju ruang terang dan lebar. Framinglah Fahri, Anis dkk sebagai tokoh bangsa Indonesia, bukan tokoh produk masa lalu di haluan kanan saja.

Jangan terjebak terus menerus mempersepsikan bahwa tokoh tokoh Garbi semisal FH dan AM dkk adalah tokoh yang lahir dari buramnya pertempuran negatif politik di masa lalu. Berhenti mengait ngaitkan mereka dengan konflik dengan PKS.

Anis Matta, Fahri Hamzah dkk harus dipersepsikan dan dijual dengan barcode global dan harga yang jelas di pasar yang jelas. Jangan salah salah dalam menstigmatisasi mereka. Sekali lagi bisa fatal akibatnya.

Follower yang keliru dalam hal framing, justru bisa merugikan tokoh yang sedang dia framing. Terus menerus mencitrakan Anis Matta, Fahri Hamzah dkk sebagai residu arah lama justru akan menggiring sang tokoh ke jurang kejatuhan.

Anis Matta, Fahri, dkk bukan tokoh antagonis, bukan tokoh yang punya banyak hater, bukan tokoh kontroversial, bukan tokoh karbitan, bukan tokoh yang ujug ujug naik ke panggung nasional. Jangan keliru.

Berhenti memframing tokoh dengan cara yang salah, berhenti memframing tokoh dengan cara pandang yang salah. Nanti tokoh yang anda framing justru akan mewakili kekonservatifisan anda sebagai follower yang justru sama sekali tidak mewakili karakter asli tokoh tersebut.

Sampaikan prestasi mereka secara elegan, sampaikan fakta karya mereka dengan fair dan ilmiah, sampaikan apa adanya sesuai dengan kaidah ilmu komunikasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Agar mereka naik kelas.

Karena gambaran sang tokoh, sedikit tidaknya adalah perwakilan dari gambaran si follower, jangan lagi masuk jurang yang gelap. Jangan jualan di pasar yang sepi peminat. Karena fokus seorang sales adalah menjual untuk laku bukan menjual untuk sekedar dikirik dan hanya ditanya tanya. Ini basa basi.

Sekian dulu soal framing politik. Mari kita ubah segala cara yang keliru dimasa lalu menuju cara cara baru dimasa depan, untuk melengkapi syarat syarat kemajuan sebuah arah baru.

Tengku Zulkifli Usman.

***