Anies akan dilibas habis sama Risma di Pilkada DKI Jakarta, jika Anies hanya meningkatkan kemampuannya dalam menata kata, bukan dalam hal menata Kota.
Karir Walikota Surabaya Tri Rismaharani (Risma) sepertinya semakin moncer, terlebih dengan segudang prestasinya yang mendunia. Ide-idenya yang Inovatif dalam memimpin Kota Surabaya kerap dibandingkan dengan Anies Baswedan yang nota bene adalah Seorang Gubernur Ibu Kota DKI Jakarta.
Bahkan Risma saat ini begitu populer dengan segala prestasinya, meskipun hanya sebagai walikota bukan Gubernur. Banyak pihak yang berkeinginan mendorong Risma untuk Maju pada Pilgub DKI 2022, kalau seandainya Risma benar-benar maju, maka bisa diprediksi akan menutup langkah Anies di Pilpres 2024.
Seperti yang dikatakan Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai apabila Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharani maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta maka pertarungan yang menarik akan terjadi. Dia menilai Risma juga berpotensi sebagai penentu karir politik Gunernur DKI Jakarta saat ini, Anies Baswedan.
"Bu Risma belakangan ini menguat, dan saya kira PDIP akan mencermati jeli. Kalau dia (Risma) diajukan ke Ibu Kota, itu menarik," ujar Burhan di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8/2019).
Secara politis kalau PDI Perjuangan ingin membendung langkah Anies Baswedan di Pilpres 2024, maka PDI Perjuangan harus memajukan Risma pada Pilkada DKI Jakarta 2022, karena diduga kuat Risma bisa mengalahkan Anies Baswedan, dan itu artinya Risma bisa menutup langkah Anies untuk Maju di Pilpres 2024.
Sekarang saja perseteruan Anies dan Risma sudah mulai memanas, berawal dari kunjungan studi banding Anggota DPRD DKI Jakarta ke Surabaya, yang ingin mengetahui bagaimana Risma mengatasi persoalan sampah diwilayahnya, yang dianggap sangat inovatif, sehingga peristiwa ini dianggap Anies sebagai bentuk ingin menyerangnya.
Menjadi panjang lagi persoalannya ketika ada staf Anies yang menyerang Risma secara pribadi, tak pelak lagi persoalan ini pun menuai protes dari kubu Risma. Jadilah peristiwa ini seperti berbalas pantun.
Kembali kesoal Risma, lebih jauh Burhan Muhtadi mengatakan PDIP akan mendapatkan keuntungan jika mengusung Risma di DKI Jakarta pada Pilkada 2022. Menurutnya Risma terbukti sukses menjadi Wali Kota di Surabaya.
"Tentu PDIP mendapat insentif positif karena bagaimanapun Bu Risma kader PDIP yang terbukti sukses di Surabaya," kata dia.
Berbekal berbagai prestasi yang pernah diraih Risma, maka sangat mungkin Risma mampu akan menutup langkah Anies, apa lagi sampai saat ini belum ada langkah besar Anies yang patut dibanggakan, hampir setiap hari Anies di-bully di sosial media karena kinerjanya.
Sementara Surya Paloh menganggap Anies Baswedan adalah Calon Bintang di 2024, bisa pupus harapan Paloh kalau seandainya Anies bisa dikalahkan Risma di Pilkada DKI Jakarta 2022. Bisa jadi pertarungan ini merupakan juga pertarungan NasDem dan PDI Perjuangan.
Kalau sudah kandas di Pilkada DKI Jakarta 2022, maka sangat kecil peluang Anies untuk melangkah ke Pilpres 2024, secara elektabilitas jelas tidak ada yang bisa diandalkan untuk mendongkrak Anies, karena memang disamping tidak meninggalkan Legacy selama memimpin DKI, dan dikandaskan pula dalam Pilkada DKI.
Semoga saja hal-hal seperti ini bisa memicu Anies Baswedan untuk lebih meningkatkan kinerjanya sebagai kepala Daerah, dan bisa memberikan sesuatu yang lebih berarti dan bermanfaat bagi masyarakat DKI Jakarta. Itu kalau Anies memang berkeinginan untuk maju pada Pilpres 2024.
Tanpa meningkatkan kinerja dan prestasi, maka Anies tidak akan mampu bersaing dengan kandidat lainnya, jika Anies kembali Ikut mencalonkan diri pada Pilkada DKI 2022, hanya itu cara untuk meningkatkan performa sebagai seorang Calon pemimpin dalam Karir yang lebih tinggi.
Anies akan dilibas habis sama Risma di Pilkada DKI Jakarta, jika Anies hanya meningkatkan kemampuannya dalam menata kata, bukan dalam hal menata Kota. Karena Risma yang begitu Moncer prestasinya jelas akan lebih dilirik masyarakat, dan Partai politik yang mengusungnya akan lebih mudah menjual Risma ke masyarakat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews