Ingin Berpolitik? Belajarlah dari Megawati!

Selasa, 8 Januari 2019 | 21:45 WIB
0
2118
Ingin Berpolitik? Belajarlah dari Megawati!
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri saat berbicara dalam acara 'Ibu Mega Bercerita' di DPP PDIP, Menteng, Jakatta Pusat, Senin (7/1/2018)/ TribunNews.com

Tahukah Anda berapa usia Bung Karno ketika mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI)? Sekadar untuk diketahui, PNI didirikan Soekarno pada 4 Juli 1927 di Bandung, sedangkan Soekarno dilahirkan 6 Juni 1901.

Dengan demikian, usia Bung Karno saat mendirkan PNI sekitar 26 tahunan. Bahkan, Bung Hatta mendirikan Partai Perhimpunan Indonesia di usianya ke-25 tahun.

Lantas, di depan cermin kita coba menatap wajah kita sensiei, dan bertanya pada diri kita sendiri, di usia sekitar 25-26 tahun, apa yang telah kita sudah lakukan untuk negeri ini? Untuk bangsa ini? Atau untuk masyarakat sekitar?

Kalau kita sudah menyamai atau bahkan melampaui apa yang telah dilakukan the founding fathers kita itu, kita boleh bangga sebangga bangganya. Artinya, kita sudah mengikuti langkah-langkah mereka yang sudah melihat bangsa ini jauh kedepan, melebihi usianya sendiri. Namun, jika belum, tak usah patah semangat. Tak ada kata telat atau terlambat memberikan sumbangsih kita untuk bangsa dan negara ini.

Megawati Soekarnoputri (Megawati) sendiri mulai memasuki dunia politik di usia 36 tahunan. Hal itu sangat beralasan, karena kehidupan politik masa itu, tidak begitu mudah bagi Mega dan anak Bung Karno lainnya terjun ke politik.

Meskipun begitu, kariernya di politik ternyata bisa melaju secepat kilat, hingga bisa memimpin PDI Perjuangan, sampai hari ini.  Semua itu bisa dimaklumi, karena Mega bukan hanya anak biologis Bung Karno, tetapi juga anak idiologis Presiden Pertama Republik ini.

Tak ada maksud mengkerdilkan politisi lain. Namun, posisi Megawati sebagai anak Bung Karno, tentu saja punya nilai yang berbeda bagi Penguasa Orde Baru dalam menghadapi Megawati.

Segala tekanan pasti silih berganti dihadapinya, sehingga hal itu membuat Mega semakin matang dalam berpolitik. Dan, kematangan politik itulah yang membuat Megawati dianggap sosok yang paling layak memimpin PDI Perjuangan. Oleh karena itu, tak pelak, dirinya dianggap orang yang paling lama memimpin partai. 

Di usianya yang memasuki 71 tahun (23 Januari 2019), sepertinya Mega sudah mengisyaratkan akan memberikan tongkat estafet kepemimpunan PDI Perjuangan kepada generasi yang lebih muda. Adakah sosok yang Anda anggap sudah siap?

Bagaimana anak muda bisa menjadi sosok pemimpin Indonesia di masa datang? Anda tak perlu bigung. Belajarlah dari Ibu Megawati Soekarnoputri. Segalanya ada di dalam dirinya. Pengalaman hidupnya penuh warna, mulai dari sebagai anak Presiden, politisi dan ketua partai yang selalu “diawasi” penguasa, sebagai presiden, sebagai oposisi, dan juga sebagai King Maker

Selain itu, pahami, cermati, dan renungkan saja pesan-pesan, baik yang disampaikan Bung Karno kepada kita semua, kepada anak-anaknya, maupun pesan Mega kepada kita semua.

Berikut ini pesan Bung Karno kepada kita semua, yang disampaikan Megawati saat menyampaikan pidato politiknya pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-IV PDIP di Semarang.

Membangun negeri ini tidak cukup dengan pikiran dan materi tetapi harus dengan hati dan perasaan. Kita tidak hanya membangun negara saja, tapi juga membangun manusianya agar menjadi manusia Indonesia yang berbudi, berjiwa penuh perasaan kemanusiaan dan keadilan, menjadikan manusia Indonesia yang berbahagia lahir dan batin.

Bukan menjadikan manusia Indonesia yang seperti robot tak punya hati. Kita semua adalah manusia yang hidup di tanah pertiwi bumi Indonesia. Demikianlah cita-cita pendiri bangsa. Ini bukan kebahagian lahiriah saja, tapi juga kebahagiaan jiwanya. Demikian lah makna pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

Megawati juga seringkali memberikan pesan kepada kader-kadernya, dan tentu patut juga direnungkan bila Anda memang ingin belajar berpolitik ala Megawati.  Berikut ini pesan Megawati yang mengingatkan para kader partainya yang duduk sebagai pemimpin di eksekutif dan legislatif untuk berhati-hati saat mengambil keputusan.

Sebagai pemimpin harus disadari kalau kesalahan dalam keputusan politik tidak hanya berdampak pada diri pribadi dan keluarga, tapi juga pada kehidupan seluruh rakyat.

Luangkan waktu untuk merenung, sudah tepatkah langkah yang kalian ambil atas jabatan yang telah diberikan oleh rakyat atau justru sebaliknya

Sebagai Ketua Umum, instruksi saya adalah mensejahterakan rakyat, bukan sebaliknya!

Pesan Mega kepada para milenial tak kalah pentingnya. Apa itu? Mega menegaskan pentingnya menyetop penyebaran kabar bohong atau hoaks. Menurut Mega, menghentikan penyebaran hoaks adalah bagian dari sebuah jiwa yang harus dimiliki generasi muda.

"Pemuda harus punya jiwa pemimpin, karena untuk apa menyebar kebencian? Makanya saya bilang anak muda sekarang cengeng," kata Megawati saat berbicara dalam acara 'Ibu Mega Bercerita' di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, seperti dikutip TribunNews.com (7/1/2018).

Bagaimanakah kaum milenial atau siapa pun, sudah siap Anda berjuang untuk bangsa dan negara  ini? Jangan tunda lagi! Merdeka!

*** 

Sumber:

1. Liputan6.com (19/09/2014): "Isak Tangis Megawati Kala Bacakan Pesan Bung Karno"

2. Rappler.com (10/01/2017): “Pesan Megawati untuk pemimpin: Merenunglah!”