Akhirnya, masyarakat pun diharapkan dapat turut serta dalam upaya menjaga keamanan lingkungan.
Fenomena premanisme yang muncul di kalangan Gen Z yang menganggur semakin meresahkan masyarakat Indonesia. Tingkat kejahatan yang disebabkan oleh perilaku premanisme ini berdampak buruk pada keamanan dan ketentraman warga. Dalam beberapa tahun terakhir, korban dari aksi-aksi brutal para preman sering kali adalah ibu-ibu dan anak kecil, yang tentunya rentan menjadi sasaran kejahatan.
Dampak dari maraknya premanisme ini tidak hanya mempengaruhi kehidupan sosial tetapi juga perekonomian negara. Keamanan yang tidak terjamin bisa memengaruhi sektor ekonomi secara signifikan, seperti investasi yang berpotensi menurun dan kegiatan bisnis yang terganggu. Dengan tingginya ketidakpastian keamanan, pelaku usaha merasa enggan untuk menjalankan bisnisnya di area-area tertentu yang dianggap rawan. Akibatnya, perekonomian nasional berpotensi melambat karena ketidaknyamanan ini.
Menanggapi situasi tersebut, Roby Irzal Maulana, seorang akademisi dan dosen, dalam kuliah Kewarganegaraan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap semakin parahnya fenomena ini. Ia menilai bahwa pemerintah harus mengambil langkah tegas untuk memberantas premanisme yang berkembang di kalangan anak muda ini. Roby menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan pembentukan tim khusus yang bertugas khusus menangani kasus-kasus premanisme yang kian mengkhawatirkan ini.
"Pemerintah harus tegas dan keras memberantas mereka, karena mereka akan merusak tatanan sosial, budaya, dan ekonomi. Jika perlu, bentuk tim khusus untuk menangani hal ini secara cepat dan tepat sasaran," ujar Roby dalam kuliah tersebut.
Menurutnya, upaya pemberantasan premanisme bukan hanya tugas kepolisian, tetapi perlu menjadi program prioritas nasional yang melibatkan berbagai instansi. Upaya untuk memberantas premanisme ini juga perlu didukung dengan program-program yang memberikan solusi bagi para pemuda yang menganggur. Pelatihan kerja, pendidikan keterampilan, dan pemberdayaan ekonomi menjadi penting agar mereka tidak terjerumus dalam perilaku kriminal.
Akhirnya, masyarakat pun diharapkan dapat turut serta dalam upaya menjaga keamanan lingkungan. Dukungan dari warga dengan melaporkan tindak kejahatan atau aktivitas mencurigakan adalah langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman. Ke depannya, kerjasama antara masyarakat, pemerintah, dan kepolisian menjadi hal yang sangat penting untuk menekan laju premanisme ini dan menciptakan Indonesia yang lebih aman dan nyaman.
@tni @polri @prabowo @polisi #polisi #tni #prabowo @kapolri
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews