Mengapa kasus atau permasalahan seperti ini tidak terditeksi atau diketahui oleh gubernur Anies Baswedan?
Pejababat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengumpulkan seluruh Lurah, Camat, Walikota dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Tasman Ismail Marzuki pada Selasa 18 Oktober 2022.
Heru Budi memberikan arahan kerja kepada jajaran di bawahnya tersebut. Tentu, Heru Budi bukan orang baru lagi bagi ASN di DKI Jakarta.
Dalam arahan kerja, Heru Budi menyinggung ada "Lurah" yang mempekerjakan petugas Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) sebagai sopir dan asisten rumah tangga. Artinya Lurah mempekerjakan petugas PPSU tidak sesuai tupoksinya.
Peristiwa itu terjadi pada 2016, ketika itu petugas PPSU mendatangi dan mengadu ke Heru Budi, kerena dipekerjakan oleh Lurah sebagai sopir dan asisten rumah tangga.
Lurah itu akhirnya dipanggil Heru Budi, dan malah mengaku mempekerjakan dua petugas PPSU di rumahnya.
Tentu cerita Heru Budi sebagai Pejabat Gubernur di hadapan Lurah, Camat, Walikota dan SKPD membawa pesan yaitu jangan memperkerjakan petugas PPSU yang tidak sesuai tupoksinya.
Dan Heru Budi juga menduga, masih ada Lurah yang memperkerjakan petugas PPSU sebagai sopir atau asisten rumah tangga. Heru Budi juga berjanji akan keliling ke Kelurahan untuk mengecek.
Padahal, gaji Lurah di DKI Jakarta itu cukup tinggi, yaitu di atas Rp20 juta.
Dan sudah berlagak seperti bos besar, yang masih mempekerjakan petugas PPSU untuk urusan pribadi rumah tangganya. Sedangkan, gaji petugas PPSU dibebankan ke Pemprov DKI.
Mengapa kasus atau permasalahan seperti ini tidak terditeksi atau diketahui oleh gubernur Anies Baswedan?
Dan Heru Budi Hartono juga membuka "meja pengaduan" bagi masyarakat DKI Jakarta, setiap hari kerja, mulai jam 8:00 sampai 9:30.
Di hari pertama saja, sudah ada warga yang mengadukan segala permasalahnnya.
Semoga Pejabat Gubernur ini membawa perubahan dan melayani masyarakat DKI Jakarta.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews