Itulah politik. Kalau sudah tidak seiring sejalan, lebih baik keluar atau mengundurkan diri. Siapa tahu Ganjar Pranowo juga begitu kalau ingin menjadi capres.
Sandiaga Uno siap menjadi capres 2024.
Tentu pernyataan ini mengagetkan karena saat ini Sandiaga Uno masih sebagai kader Gerindra.
Bukankah calon presiden dari Partai Gerindra adalah Ketumnya sendiri, yaitu Prabowo Subianto?
Lantas dari partai mana yang akan mengusung Sandiaga Uno sebagai capres?
Hampir tidak mungkin ada matahari kembar dalam satu partai yang akan menjad capres.
Sebenarnya, keretakan Sandiaga Uno dengan partai Gerindra sudah nampak tanda-tandanya.
Pada waktu itu ada kader Gerindra yang memprotes dan menuduh Sandiaga Uno mengerahkan para tokoh agama untuk mendeklarasikan dirinya sebagai capres.
Dan pada Rapimnas Gerindra pada tanggal 12 Agustus kemarin di Sentul SICC, Sandiaga Uno tidak hadir di hari pertama. Namun, hari kedua hadir.
Dan di Rapimnas tersebut, Partai Gerindra mengukuhkan Prabowo Subianto sebagai capres 2024.
Banyak yang mempertanyakan ketidakhadirannya.
Nah, menanggapi kesediaan Sandiaga Uno sebagai capres 2024, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani mempersilakan kader yang tidak loyal dan ingin jadi capres untuk mengundurkan diri.
Bahkan Muzani juga menyindir, kader partai tapi jarang ikut membesarkan partai. Tidak pernah datang ke kantor partai. Dan tidak pernah pasang spanduk partai. Kok tiba-tiba ingin jadi capres.
Sepertinya tidak lama lagi, Sandiaga Uno akan mengundurkan diri sebagai kader Gerindra.
Padahal, ia menjadi menteri mewakili jatah Partai Gerindra atas restu Prabowo Subianto. Tentunya.
Itulah politik.
Kalau sudah tidak seiring sejalan, lebih baik keluar atau mengundurkan diri.
Siapa tahu Ganjar Pranowo juga begitu kalau ingin menjadi capres.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews