Anies, Tempo dan Karma Meme Pinokio

Seharusnya DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara sudah bisa menyiapkan Laboratorium Swab lebih cepat, apa lagi kalau sudah diwaspadai Januari, antisipasi kebutuhan test sudah bisa dilakukan.

Sabtu, 16 Mei 2020 | 21:47 WIB
0
647
Anies, Tempo dan Karma Meme Pinokio
Anies Baswedan (Foto: independensi.com)

Dengan judul di atas sebetulnya saya ingin mengatakan, kalau Majalah Tempo pernah menjadikan Meme Jokowi dengan hidung Pinokio menjadi sampul depannya.

Menjadi pertanyaan saya, gimana perasaan para awak medianya, ketika tokoh yang sedang mereka dukung, dituding memainkan politik Pinokio? Apakah Tempo mau menjadikan Meme Anies dengan hidung Pinokio pada sampul depannya?

El diablo, atau yang lebih dikenal di jagat twitter sebagai pengguna akun @_digeeembok, mensinyalir kalau Tempo.co merupakan media yang mempropagandakan dukungan pada Anies Baswedan secara politik, sehingga El diablo terus menguntit aktivitas Tempo.co layaknya spionase, dan membeberkan hasil investigasinya di timeline twitternya.

Simak saja Timeline Twitter el diablo@_digeeembok, yang sedang menyoroti hubungan mesra Tempo.co dengan Anies Baswedan. Salah satu cuitannya seperti dibawah ini,

Mau detail @tempodotco feat @aniesbaswedan gak? mirror e-mailnya udah lengkap nih. Ada yg asoy geboy. Mumpung besok tempo mau terbit nih.
#BansosBoncosWanAbud

Kebenaran hubungan mesra antara Tempo.co dan Anies masih perlu dibuktikan, tapi biasanya @_digeeembok selalu akurat infonya, makanya akunnya selalu diserang hackers.

Sesumbarnya Anies ke media asing, dituding mainkan politik Pinokio. Pasalnya ucapan yang dilontarkan Anies saat diwawancarai media Australia, Sidney Morning Herald, yang menyatakan Pemprov DKI Jakarta sudah waspada sejak Januari 2020, dianggap bualan belaka.

Anies menyatakan juga, Menteri Kesehatan menolak permintaannya untuk melakukan tes PCR sendiri. Hal itu diketahui Anies saat mengajukan agar Lakesda DKI melakukan tes PCR virus baru namun ditolak.

Padahal ketika pada 16 Maret 2020, Menkes memberikan izin Lakesda DKI untuk melakukan tes, ternyata peralatannya belum siap. Jadi bagaimana mungkin kalau Januari sudah meminta tes PCR, sementara dibulan Maret saja Lakesda DKI belum siap.

Sikap waspada Anies bertolak belakang dengan kemampuan Pemprov DKI dalam menangani covid-19. Labkesda DKI justru baru bisa melakukan tes PCR pada April, atau tiga bulan setelah Anies menyatakan melakukan antisipasi covid-19 melalui kegiatan monitoring yang dilakukan.

Hal tersebut dikritisi oleh politikus PDIP Jhony Simanjuntak yang juga anggota DPRD DKI Jakarta. Anies dituding Jhony mainkan politik Pinokio,

"Kalau saya pelajari Pak Anies selama dia menjabat hampir tiga tahun ini, dia ini lebih banyak bohongnya. Saya menyebut ini politik pinokio," kata Jhony kepada Media Indonesia, Minggu (10/5).

Anies senasib dengan Jokowi yang juga dianggap sering berbohong, sehingga Majalah Tempo dengan teganya memasang Meme Jokowi dengan hidung Pinokio sebagai sampul depan majalahnya.

Menarik juga mengkaji apakah yang dikatakan Jhony tersebut mengandung kebenaran. Sekalipun seandainya benar, Tempo tidak mungkin akan memuat Meme Anies di sampul depan majalahnya, mungkin ini karma bagi Tempo yang sedang membelai Anies, juga karma bagi pendukung Anies yang merupakan pembenci Jokowi. 

Sempat juga diberitakan kalau Pemprov DKI sejak awal Maret secara diam-diam membangun Laboratorium Swab, namun sampai saat ini tidak pernah terlihat wujudnya.

Sementara menurut Jhony, Laboratorium Kesehatan di Sulawesi yang bulan Maret itu sudah bisa melakukan tes PCR meski izin dari Kemenkes belum ada. Nah inikan cuma persoalan kemauan untuk bertindak, bukan cuma sekadar psy war, untuk kebutuhan seremonial.

NTT tanpa perlu gembar-gembor sudah meresmikan laboratorium swab. Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi, meresmikan penggunaan laboratorium pemeriksaan swab dengan metode PCR.

Adapun laboratorium pemeriksaan swab dengan metode PCR pertama di Provinsi NTT itu dibangun di RSUD Prof. Dr. W.Z. Yohanes Kupang, yang baru diresmikan pada, Kamis (7/5/2020).

Seharusnya DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara sudah bisa menyiapkan Laboratorium Swab lebih cepat, apa lagi kalau sudah di waspadai sejak Januari, artinya antisipasi untuk kebutuhan test sudah bisa dilakukan.

Terlebih lagi dengan APBD yang begitu besar, Pemprov DKI Jakarta lebih memungkinkan untuk memprioritaskan pembangunan Laboratorium swab, minimal Lakesda DKI bisa difasilitasi oleh peralatan lab yang sesuai kebutuhan tes PCR.

***