Dengan melihat "Geopolitik" lingkup wilayah Solo dan konstelasi politik nasional, peluang Gibran menjadi gampang-gampang susah. Tidak semudah memetik mangga di pekarangan sendiri.
Gibran Rakabuming Raka putra sulung Presiden Jokowi digadang-gadang menjadi walikota Solo.
Untuk mengikuti pemilihan Walikota Solo itu, Gibran kemudian mendaftarkan diri sebagai kader partai PDIP Perjuangan, dengan harapan kelak PDIP akan mengusung dirinya sebagai calon walikota Solo. Setelah jadi kader PDIP, bagaimana bila ternyata PDIP tidak mengusung Gibran pada pilkada Walikota Solo?
Untuk dapat diusung, partai politikbiasanya akan melihat dua hal yang jadi modal dasar, yakni popularitas dan elektabilitas.
Modal elektabilitas mengacu pada tingkat penerimaan masyarakat terhadap si calon dengan pertimbangan kemampuan, integritas, kepercayaan, dan lain lain. Sedangkan popularitas mengacu pada tingkat pengenalan publik terhadap si calon. Makin populer si calon, makin dikenal masyarakat luas maka makin memudahkan si calon (bersama tim sukses) untuk mensosialisasikan diri dan program kerja di dalam masyarakat.
Secara popularitas, Gibran punya segudang. Bukan semata dia anak presiden, melainkan aktivitas sosialnya di dunia nyata dan dunia maya serta sering diliput media nasional. Ini modal sosial yang besar untuk mendapatkan banyak suara dalam pemilihan kepala daerah. Jadi, soal popularitas Gibran tidak diragukan lagi. Siapa yang tak tahu Gibran?
Namun soal elektabilitas? Ini akan jadi pekerjaan tersendiri bagi dirinya untuk meyakinkan masyarakat Solo!
Melihat rekam jejak ayahnya (Jokowi) selama menjadi walikota Solo dua periode, Gibran bisa mendapatkan "Tuah" yang bisa mengangkat kepercayaan publik padanya. Seperti kata pepatah "Buah mangga jatuh tidak jauh dari pohonnya".
Jokowi sebagai walikota Solo sangat fenomenal.
Namun dengan melihat dari kiprah Jokowi sebagai Presiden RI, posisi Gibran justru rentan mendapatkan resistensi sebagian publik karena berbagai kebijakan Jokowi seringkali mendapatkan pertentangan. Apalagi konstelasi politik nasional sedang tidak kondusif akibat manuver berbagai kelompok politik dan masyarakat.
Dengan melihat "Geopolitik" lingkup wilayah Solo dan konstelasi politik nasional, peluang Gibran menjadi gampang-gampang susah. Tidak semudah memetik mangga di pekarangan sendiri.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews