Kata-kata mereka begitu keras, memekakkan telingan. Namun generasi pendahulu tak ada satupun yang marah atau tersinggung mendengar kata-kata itu.
Saya tak tahu apa makna peristiwa ini. Saya hanya dapat merasakan seperti ada sesuatu yang berharga akan hilang dalam perjalanan bangsa ke depan. Namun, terus terang, rasa itu tak begitu jelas karena syaraf perasa seakan mendadak beku, tak bekerja.
Saya jadi khawatir yang akan hilang itu adalah harapan, keyakinan, dan optimisme yang selama ini terbangun. Saya seakan melihat ada sebuah kolaborasi kebusukan yang begitu besar, berhasil membunuh harapan itu. Hampir berhasil mematikan semua rasa.
Di tengah rasa yang memudar, untunglah seberkas ingatan masih tersisa. Hei...bukankah bangsa ini telah bergitu sering melintasi jalan terjal yang bahkan hampir memporak-porandakan seluruh kehidupan? Di saat harapan hidup hampir lenyap, mukjizat seringkali muncul. Kejadian ajaib terjadi. Itu yang telah memadamkan gejolak konflik besar di Maluku, Kalimantan, dan juga Aceh.
Itulah mukjizat yang selalu hadir di saat bangsa ini terkena musibah. Di tengah keputus-asaan, biasanya ada mukjizat pemberi harapan. Di tengah kebrengsekan, biasanya hadir sinar yang menembus kegelapan, menerangi kehidupan.
Semoga saja, dengan matinya KPK di tengah merajalelanya korupsi, justru akan menjadi pemicu lahirnya era baru dengan motor generasi millenial. Kematian KPK akan membawa semangat baru bagi generasi baru untuk memusnahkan seluruh perilaku busuk yang selama ini dilakukan generasi lama secara massive, terstruktur, dan sistematis.
Mari kita nantikan, kehadiran generasi millenial yang bermoral bersih, jauh dari mental korup, dan benci terhadap kebrengsekan perilaku generasi pendahulu. Mereka tak ragu berkata: "Sungguh bedebah semua warisan busuk itu!"
Kata-kata mereka begitu keras, memekakkan telingan. Namun generasi pendahulu tak ada satupun yang marah atau tersinggung mendengar kata-kata itu.
Mengapa? Karena mereka semua secara alamiah telah mati termakan usia.
Selasa 17 September 2019
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews