Retorika itu hanya melahirkan wacana, dan wacana tanpa eksekusi itu Sama saja dengan tidak berbuat apa-apa.
Semua juga tahu seperti apa riwayat banjir di Jakarta, tapi bukan berarti banjir itu harus dibiarkan dan dinikmati saja.
Menyalahkan Anies sendiri juga tidaklah bijaksana, biar bagaimanpun Anies memang sudah ditakdirkan untuk memimpin Jakarta, itu kalau memang dia bisa bertahan selama batas waktu pemerintahannya.
Anies Baswedan harusnya tidak sendiri, dia ditunjuk oleh Partai pengusungnya, dan dipilih Oleh 58 persen penduduk Jakarta, harusnya penduduk Jakarta juga harus memiliki disiplin untuk menjaga martabat junjungannya. Begitu juga Partai yang mengusungnya jangan cuma diam tanpa Ikut memberikan solusi apa-apa.
Kalau saja program normalisasi Kali ciliwung yang pernah dilakukan oleh Gubernur sebelumnya, mau dilanjutkan tanpa rasa gengsi untuk mengadobsi, minimal banjir Jakarta bisa diatasi.
Namun rupanya Anies tidak ingin menormalisasikan Kali Ciliwung, karena dia ingin naturalisasikan Kali Ciliwung.
Sangat disayangkan program tersebut secara aplikasinya sulit difahami oleh orang-orang dijajaran Anies, sehingga program tersebut hanya sampai sebatas wacana.
Sampai saat ini posisi wakil Gubernur yang ditinggalkan Sandiaga Uno pun belum terisi. Hampir satu tahun Anies bekerja sendiri.
Entah apa Yang dipikirkan oleh elit Gerindra, begitu rumitnya dilaksanakan hal yang sebetulnya sangat sederhana.
Kalau untuk mengelola Ibu Kota Jakarta saja begitu rumit mereka memikirkannya, bagaimana mereka mau memimpin Indonesia, yang luasnya beratus Kali lipat Jakarta, dengan problematika yang lebih kompleks dari Jakarta.
Kepentingan politik kadang-kadang membuat hal yang sederhana menjadi tidak sederhana. Kalau saja kepentingan politik bukan menjadi hal yang utama maka segala yang rumitpun akan menjadi lebih sederhana.
Hampir satu tahun Anies Baswedan bekerja sendirian, semua beban dan tanggung jawab Pemerintah Daerah DKI Jakarta, yang seharusnya bisa ditangani oleh Gubernur dan Wakilnya, diselesaikan sendiri oleh Anies Baswedan.
Sementara Partai koalisi yang mengusungnya jadi Gubernur sedang sibuk mencari posisi, di Pilpres dan Pileg 2019. Harusnya Anies tidak sendiri, kalau saja Partai koalisi pendukung Anies bisa membantu memberikan solusi. Ikut berpikir bagaimana mengatasi banjir.
Memang Gubernur sebelumnya juga tidak sempurna, tapi progres kerjanya jelas, dan hasil yang dikerjakan pun terasa manfaatnya. Harusnya tidak perlu gengsi meneruskan gagasan yang bagus, untuk apa gengsi kalau kita sendiri tidak bisa melakukan apa-apa.
Banjir itu tidak bisa diselesaikan dengan retorika, bukan cuma banjir, pekerjaan lain pun juga begitu. Retorika itu hanya melahirkan wacana, dan wacana tanpa eksekusi itu Sama saja dengan tidak berbuat apa-apa.
Mengimplementasikan apa yang diucapkan, eksekusi semua wacana agar tidak habis sebatas pikiran. Jangan cuma sampai sebatas gagasan. Semua menunggu realisasi, dan implementasi banyaknya gagasan tersebut.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews