Perjalanan panjang kebersamaan mereka sebagai sepasang suami isteri, benar-benar saling mengisi, saling mengingatkan disaat tergelincir pada kesalahan.
Saya hidup sejak dari Presiden RI yang pertama, Ir.Soekarno, tapi memang saat terakhir dia berkuasa tahun 1967, saya baru berusia 8 tahun, jadi secara langsung saya belum sempat mengenalnya lebih jauh.
Tapi, saya mengenal Bung Karno lebih jauh, justeru dari buku-buku tentang beliau yang saya lahap sejak masih di SMP, saya sangat kagum dengan beliau. Bapak saya juga pengagum beliau, sehingga rak bukunya banyak sekali buku tentang Bung Karno.
Itu sekitar tahun 1973, ditahun itu beliau sudah wafat. Beliau wafat tahun 1970, setelah melalui penderitaan panjang yang tersia-siakan oleh Pemerintahan yang meneruskan Pemerintahannya.
Dalam pandangan saya, Bung Karno dan Ibu Fatmawati, adalah orang yang memang mewakafkan hidupnya untuk perjuangan, demi bangsa dan negara. Sebagai seorang isteri, dan seorang Ibu, beliau sangat merakyat, bukanlah tipe Ibu negara penikmat kekuasaan suaminya.
Saya melihat ruh seorang Ibu Fatmawati ada pada Ibu Ainun Habibie, Ibu Nuriyah Abdurahman Wahid (Gus Dur), dan Ibu Iriana Jokowi. Mereka adalah isteri yang tahu menempatkan diri disisi kekuasaan suaminya, tidak bergaya hidup hedonis, hidup sederhana seperti pada umumnya rakyat kebanyakan.
Dari sinilah kekaguman saya bermula pada keluarga Jokowi. Tidak ada Sama sekali salah dalam menempatkan diri, bahkan tidak ingin mencampuri kekuasaan Jokowi. Ibu Iriana betul-betul hadir sebagai pendamping, begitu juga anak-anaknya tetap sebagai anak Jokowi, bukanlah memperlihatkan anak seorang Presiden.
Saya memang punya gambaran ideal tentang seorang Pemimpin Bangsa, yang jelas pemimpin bangsa itu gaya hidupnya tidak melebihi gaya hidup rakyatnya, bahkan hidup seperti layaknya rakyat biasa, tidak Minta diistimewakan dalam pelayanan, karena tugasnya justeru melayani.
Sudah cukup lama kita menyaksikan gaya hidup pemimpin yang bermewah-mewahan, yang melebihi kepatutan, saatnya kita hidup dengan pemimpin yang mau berdampingan dengan rakyatnya, bukan pemimpin yang membuat jarak dengan rakyatnya.
Saya percaya betul dengan falsafah,
"Disamping seorang Pria yang sukses, ada seorang wanita yang hebat"
Ciri wanita hebat yang mampu membuat prianya sukses, ialah dia sosok wanita yang selalu mendukung apa yang diperjuangkan oleh sang pria. Dia selalu mendukung cita-cita dan impian sang pria.
Ibu Iriana sangat berperan terhadap keberhasilan Pak Jokowi dalam meraih kesuksesan sebagai pemimpin.
Hanya dari seorang rakyat biasa, dan tukang mebel, bisa jadi pengusaha. Dari pengusaha dia bisa menjadi walikota, dan dari walikota, dia bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dari seorang Gubernurlah dia bisa menjadi orang nomor Satu di Indonesia.
Sebuah perjalanan karir yang luar biasa, tidak semua orang bisa melalui semua proses tanpa cela. Selama meniti karir selalu istiqomah, tidak pernah terindikasi kasus tindak pidana korupsi, track record sebagai pemimpin selalu bagus. Begitulah fungsi pengawasan seorang isteri, Ibu Iriana sudah menjalankan fungsinya dengan benar.
Ada satu tindakan Ibu Iriana yang sangat berkesan bagi saya, dalam sebuah kesempatan Ibu Iriana mendampingi Pak Jokowi Kampanye di Tegal. Ditengah Kampanye tersebut, tiba-tiba terlihat Ibu Iriana berjalan menuju arah depan panggung, beliau berjongkok sambil meraih anak kecil yang terdesak ditengah kerumunan pendukung Kampanye.
Selanjutnya, Ibu Iriana menggendong anak tersebut menuju kearah belakang panggung, beliau menyerahkan anak tersebut kepada seseorang, bisa jadi dibawa keruang peristirahatan, atau Ruang kesehatan yang ada disekitar panggung.
Terus Ibu Iriana kembali kearah dimana dia meraih anak yang ada dibawah depan panggung. Kali ini beliau mengambil Satu anak lagi, yang nasibnya sama dengan anak yang sebelumnya. Tindakan Ibu Iriana ini adalah tindakan yang sangat terpuji, seharusnya apa yang beliau lakukan tersebut, adalah seharusnya yang dilakukan Tim Pemenangan Jokowi.
Nilai-nilai kasih sayang yang dimiliki Ibu Iriana sangatlah besar. Sebagai Ibu Negara, beliau berusaha menempatkan diri sebagai Ibu dari rakyatnya, tidak ada jarak antara beliau dengan rakyat. Apa yang dilakukannya adalah cerminan dari prilaku atas didikan suaminya yang seorang Presiden.
Perjalanan panjang kebersamaan mereka sebagai sepasang suami isteri, benar-benar saling mengisi, saling mengingatkan disaat tergelincir pada kesalahan, saling mencintai dengan penuh kasih, tanpa penghianatan.
Begitulah sejatinya sepasang kekasih, yang bersyukur atas nikmat dan anugerah Tuhan, sehingga tidak pernah lepas dari pijakan, sadar terhadap posisi sebagai pengemban amanah, takut menjadi congkak dan pongah hanya Karena ketaatan, dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews