Anies Baswedan Calon Presiden Nasdem: Pilihan Kepagian?

Anies Baswedan masih harus membuktikan bahwa ia pilihan tepat sebagai kandidat presiden.

Rabu, 5 Oktober 2022 | 07:37 WIB
0
363
Anies Baswedan Calon Presiden Nasdem: Pilihan Kepagian?
Anies Baswedan dan Surya Paloh (Foto: liputan6.com)

Pagi-pagi sudah ada deklarasi calon presiden 2024. Datangnya dari partai yang berkantor di  Nasdem Tower Gondangdia, Menteng, Jak Pus, 3 Oktober 2022. Nasdem sigap  mengikat Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024. Apakah ini pilihan kepagian?

Nasdem pasti punya hitung-hitungan politiknya. Sementara partai lain masih berhitung dan mengkalkulasi segala kemungkinan koalisi antar partai, Nasdem yakin memilih Anies sebagai kandidat presiden yang sebelumnya diangkat dan dipromosikan sebagai gubernur oleh Gerindra. Otomatis, gerbong dukungan terpecah, sebab dari kubu Gerindra sendiri pasti akan mengusung Prabowo Subianto sang ketuanya sebagai kandidat presiden yang akan bertarung di 2024.

Pilihan Nasdem itu banyak dinilai terlalu dini oleh pengamat politik. Namun hitung-hitungan Surya Palohpun perlu diwaspadai. Ia dulu jeli memilih Jokowi untuk jadi kandidat presiden, nyatanya intuisi Nasdem tepat. Apakah Intuisi Nasdem kali ini juga teruji dengan mengikat Anies Rasjid Baswedan?

Melihat beberapa komentar netizen yang meragukan pilihan Nasdem, mereka bahkan menilai bahwa Nasdem akan melorot perolehan suaranya, terutama suara pendukung dari Jokowi dan orang-orang yang tidak menyukai politik identitas. (Itu karena faktor Anies yang menang di pemilihan gubernur DKI dengan mengusung politik identitas). Kaum nasionalis menganggap pilihan Nasdem itu akan menggerus kepercayaan pada partai yang sebelumnya “nasionalis”. Dari isu yang berkembang PKS dan Demokrat akan masuk dalam gerbong koalisinya.

Demokrat sendiri yakin dan pede bahwa Anies Baswedan akan memilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai wakil presiden. Jika mengusung partai-partai oposisi, tentu akan menyulitkan Nasdem mencari teman koalisi.

Namun Nasdem masih bisa berharap dari partai berbasis Islam seperti PPP. Kalau PKB sudah resmi berlabuh di kubu Gerindra. Sementara PDIP masih berupaya menaikkan pamor Puan meskipun publik bahwa calon dari PDIP itu akan sangat kesulitan menaikkan pamornya jika yang  menjadi pilihan adalah anak dari Ketua Umum berlogo Kepala Banteng moncong putih tersebut.

Pilihan Nasdem mendeklarasikan calon presiden 2 tahun sebelum pemilihan Presiden masih akan menemui banyak kendala, mereka tetap harus mengikuti deal-deal politik. Bisa jadi jika ternyata pilihannya salah maka partai akan memperhitungkannya di detik-detik terakhir sebelum ketok palu secara pasti tentang siapa Calon Presiden dan Wakil Presiden yang memenuhi Presiden Treshold (20 %). Jika ternyata koalisinya tidak memenuhi syarat pasti akan dilakukan pilihan ulang, dengan berkoalisi dengan partai lain yang sealiran.

Menurut saya sih, jika Nasdem sudah memilih calon presiden, maka jangan sampai salah pilih memilih calon wakil presidennya. Jika bisa hancur reputasi Nasdem.

Anies Baswedan masih harus membuktikan bahwa ia pilihan tepat sebagai kandidat presiden, namun dari berita yang sering saya Anies Baswedan lebih piawai menata kata, pandai dalam hal orasi, namun bukan orang lapangan yang bisa dengan cepat mengeksekusi kebijakan hingga dampak pembangunan terasa. Jejak kerja Anies lebih terlihat di penataan trotoar, penataan halte Transjakarta, pembangunan Stadion JIS, Formula E. dan sejumlah pembangunan yang masih berjalan sementara Anies akan habis masa jabatan di Oktober tahun ini.

Banyak yang masih meragukan bahwa Anies bisa menggandeng kaum nasionalis. Banyak pula yang khawatir apakah ia kembali merangkul ormas-ormas yang cenderung bikin gaduh di masa lalu seperti saat peristiwa pemilihan gubernur DKI tahun 2017 lalu. Masih ditunggu apakah intuisi dan pilihan Nasdem itu tepat.

***