Sudah tepat posisi Narji memusuhi para pejuang, para pencinta NKRI, para penentang Arabisasi. Dan, cocok Narji di PKS.
Terbuka kedok Narji. Narji pelawak itu ternyata pendukung Muhammad Rizieq Shihab (MRS). Dia anggota gerombolam kadrun berbentuk pelawak. Kelas Narji sama dengan Arie Untung, yang pernah membela Zakiah Aini penyerang Mabes Polri.
Narji adalah korban ambisi PKS menarik orang yang berpotensi menjadi peraih suara. PKS jeli melihat ideologi asli Narji. Bahwa Narji adalah pembenci NKRI. Bahwa dalam jiwa terdalam Narji sebetulnya pendukung Rizieq.
Begitu masuk ke dalam PKS, tentu Narji menjadi orang aneh. Tentu masa lalu Narji harus dibersihkan dari mendukung para pejuang penghantam teroris. Dudung Abdurachman-lah orang yang berani mencopot baliho-baliho Muhammad Rizieq Shihab. Maka PKS dan Narji sepakat membersihkan Narji dari pernah mendukung penegakan hukum, pencopotan baliho MRS.
Narji dan PKS paham. Dicopotnya wajah Rizieq dari pemandangan buruk slogan kebencian di jalanan menghancurkan Rizieq sebagai simbol perlawanan kaum kadrun. PKS yang lewat Mardani menggaungkan ke-Arab-an tentu tak sejalan dengan Narji yang pernah mendukung NKRI.
Narji pernah mendukung Dudung Abdurachman menggasak pentolan FPI itu. Ini menjadi catatan buruk Narji.
Demi menjadi bagian kadrun, maka Narji dengan serta-merta menyesal telah mendukung Dudung Abdurachman yang mencopot baliho simbol perlawanan para teroris.
Masuknya Narji ke dalam PKS memang pas. Indonesia tidak membutuhkan pelawak Narji yang menyesali dukungan pada pembabat pendukung ISIS. Maka kalau dia masuk ke PKS dan lantas berteriak dia menyesal telah mendukung Dudung, ini menjadi petunjuk terang-benderang PKS memang bagian dari orang seperti Narji.
Narji yang menyesali dukungan terhadap Dudung Abdurachman. Sementara Jenderal Dudung berani mendobrak kebuntuan menangani organisasi teroris FPI, yang berlanjut penangkapan terhadap Munarman, penghantaman terhadap para teroris bersama Fadil Imran.
Artinya, Narji sebagai bagian dari PKS harus bersih dari jejak mencintai Indonesia, jejak menghantam teroris, jejak penegakan hukum, jejak perlawanan terhadap Wahabi, Ikhwanul Muslimin, dan terorisme.
Narji pasti terinspirasi dengan pentolan PKS Hidayat Nur Wahid yang pengagum pentolan ISIS dan Al Qaeda Yusuf Qoradawi. Juga terinspirasi Tifatul Sembiring yang memberi frekuensi bagi ratusan radio milik PKS dan HTI.
Maka kita pencinta NKRI beruntung melihat keaslian ideologi Narji. Masuk PKS pas buat kadal gurun. Narji pun menyesali pernah mendukung Dudung Abdurachman. Sudah tepat posisi Narji memusuhi para pejuang, para pencinta NKRI, para penentang Arabisasi. Dan, cocok Narji di PKS.
Dan, saya tertawa ngakak melihat Narji. Bukan karena lucunya, atau mukanya! Tapi karena eneg melihat isi kepalanya sama dengan Kadrun.
Hati-hati menonton publikasi dan lawakan indoktrinasi PKS yang dilakukan oleh Narji, yang membenci perjuangan Dudung Abdurachman yang menghantam ormas beranggotakan FPI.
Ninoy Karundeng
***
38
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews