jangan bersedih Ibu, biarkan kami tetap mengenang apa yang terbaik yang telah ibu lakukan.
Susi Pudjiastuti, itulah salah satu sosok Srikandi di Kabinet Indonesia Kerja, yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Selepas Pilpres 2019, Jokowi kembali terpilih sebagai Presiden dengan KH Ma'ruf Amin sebagai wakilnya. Namun, tak semua Menteri kembali dipercaya Jokowi untuk membantunya di periodenya yang kedua ini, salah satunya Ibu Susi.
Tentu saja, hal yang membuat Ibu Susi tak lagi terpilih, bukan karena ketidakmampuannya dalam memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan. Bahkan, berdasarkan penilaian hasil riset media sosial, Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti dianggap layak kembali menjadi menteri di Pemerintahan Jokowi Jilid II.
Gebrakan Susi dalam lima tahun kepemimpinannya, yang begitu menyita banyak perhatian adalah caranya membuat para penangkap ikan ilegal jera, karena Susi tak segan-segan menenggelamkan kapal mereka.
Hal berani inilah yang membuat nelayan di negara-negara tetangga takut jika harus mencari ikan hingga ke perairan Indonesia. Hasilnya, penangkapan ikan ilegal oleh kapal asing pun berhasil berkurang.
Mungkin saja, Presiden Jokowi punya pertimbangan tersendiri, dan menilai tantangan yang akan dihadapi bangsa ini di sektor kelautan dan perikanan akan jauh berbeda, sehingga dibutuhkan sosok baru yang dianggapnya lebih mumpuni, tak sekadar berani menegakkan hukum di laut.
Atau, apabila Anda berpikir politis, boleh-boleh saja, karena memang jumlah kuota menteri yang terbatas, sedangkan kekuatan politik yang harus diadopsi jumlahnya juga tidak sedikit.
Pokoknya, apapun alasannya, janganlah kita berpikir yang macam-macam, atau bahkan cenderung negatif. Ikhlaskanlah apa yang sudah lepas, karena manusia pada dasarnya memang tak memiliki apa-apa.
Dalam lima tahun kepemimpinannya, kebijakan Susi Pudjiastuti yang menangkap dan menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan, bisa dikatakan sebagai sesuatu yang berani. Hal inilah yang akhirnya membuat masyarakat begitu berat mengetahui ketika Susi Pudjiastuti tak lagi dipilih Jokowi sebagai Menteri.
Sebelum berakhir masa jabatannya, sepertinya Ibu Susi sudah memperkirakan bahwa dirinya tak akan lagi terpilih.
Disadari, jabatan yang diembannya selama ini adalah jabatan politik. Ia pun mengakui jika dirinya tidak mahir berlaku sebagai politisi, karena memang latar belakangnya selama puluhan tahun sebagai CEO perusahaannya sendiri.
Menteri lulusan paket C ini, hanya bisa mengatakan, jabatan politik bisa jadi pintu masuk untuk banyak kepentingan. Lobi-lobi bisa terjadi karena kepentingan bisnis yang ada di baliknya. Baginya, kelautan dan perikanan, khususnya kegiatan yang terkait aktivitas ilegal di laut, bisa dikatakan sebagai bisnis besar.
"It's a big business. It's a big money and almost can buy everything with that money," ujar Susi, seperti dikutip di laman Kompas.com (24/9/2019).
Ibu Susi, janganlah bersedih dengan apa yang telah terjadi. Apa yang Ibu telah lakukan selama lima tahun ini, telah membuat kami semua bangga.
Karena itu, biarkan kami mengenang karya yang telah Ibu lakukan selama ini untuk bangsa dan negara ini.
Kita semua tak akan mengetahui apa yang akan terjadi dalam lima tahun kedepan, seandainya Ibu Susi tetap sebagai menteri.
Bisa jadi, kapal-kapal pencuri ikan itu tak lagi berani datang, sehingga Ibu Susi tak lagi menenggelamkan kapal-kapal itu.
Jika itu yang terjadi, masyarakat tak lagi melihat keberanian Ibu Susi. Bukankah kita semua memaklumi, bahwa masyarakat kita terkadang lebih mudah mengingat apa-apa yang buruk yang dilakukan orang, daripada sesuatu yang baik yang pernah dilakukan. Oleh karena itu, peribahasa 'Bagai Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga" begitu populernya di masyarakat kita.
Meski Ibu Susi tak lagi terpilih sebagai menteri, ada hikmah yang begitu besar yang bisa kita ambil, yaitu bahwa kita semua akan mengingat atau mengenang kebaikan-kebaikan yang telah Ibu perbuat untuk bangsa ini, bukan hanya untuk para nelayan, tapi kita semua.
Oleh karen itu, jangan bersedih Ibu, biarkan kami tetap mengenang apa yang terbaik yang telah ibu lakukan.
Salam dan terima kasih!
Pernah dipubliksikan di Kompsiana.com
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews