ICMI dan Masa Depan Setelah BJ Habibie Wafat

Dalam kondisi perpolitikan apa pun, ICMI bertekad, rakyat harus diberdayakan, karena konsumsi perpolitikan, sejatinya hanya menjadi ranah kalangan elite saja.

Sabtu, 21 September 2019 | 07:06 WIB
0
544
ICMI dan Masa Depan Setelah BJ Habibie Wafat
BJ Habibie (Foto: Alinea.id)

Seluruh anak bangsa sudah tentu menyaksikan pemakam Presiden ketiga Republik Indonesia (RI) Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie. Banyak yang menitikan air mata ketika Personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) membawa jenazah Presiden ketiga RI tersebut menuju liang lahat saat tiba di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis, 12 September 2019. BJ Habibie meninggal dunia pada hari Rabu, 11 September 2019, pukul 18.05 WIB setelah menjalani perawatan di RSPAD.

Bangsa Indonesia menaikan bendera setengah tiang, tanda berduka. Baru-baru ini Kay Rala Xanana Gusmao, menziarahi makam BJ Habibie.

Ia adalah mantan gerilyawan yang menjabat Presiden Timor Leste yang pertama, menjabat pada 20 Mei 2002--20 Mei 2007. Kini, ia menjabat sebagai Menteri Perencanaan dan Investasi pada kabinet Pemerintah Konstitusional Keenam, sejak 16 Februari 2016.

Presiden pertama Timor Leste, Xanana Gusmao, menyampaikan dua pucuk surat kepada keluarga BJ Habibie ketika melayat ke kediaman mendiang di Patra Kuningan, Jakarta.

 Hal tersebut disampaikan putra kedua BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie, yang ikut menerima kunjungan dari kawan lama sang ayah tersebut.

"Dia menyampaikan sepucuk, dua pucuk surat, satu surat pribadi, satu surat dari pemerintah. Entah isinya apa, saya belum sempat buka," kata Thareq.

Ia menyebut bahwa kemungkinan besar surat tersebut berisi tentang ungkapan duka cita atas kepergian Habibie yang merupakan presiden ketiga Republik Indonesia itu.

Sementara itu, pertemuan Xanana dengan perwakilan keluarga yang berlangsung sekitar 30 menit di dalam rumah mendiang bersifat silaturahim kekeluargaan.

"Lebih kekeluargaan karena beliau berdua cukup dekat dan Pak Xanana benar-benar berterima kasih sama Pak Habibie," kata Thareq.

Baca Juga: Habibie yang Tidak Cinaphobia

Ia menyebut, pertemuan itu merupakan yang pertama kalinya bagi mereka, tetapi kesan humoris sudah ditampakkan oleh Xanana.

Walaupun begitu, ada momen ketika Xanana menunjukkan kedukaannya.

"Beliau menyesal karena tidak sempat terbang untuk bertemu terakhir dengan Bapak. Baru dengar kabar wafat malam hari, besoknya sudah dikuburkan, tidak sempat terbang," ujar Thareq.

Dalam pertemuan kekeluargaan itu, tidak ada pesan khusus yang disampaikan oleh Xanana.

Bukan hanya seluruh bangsa dan dunia mengirimkan belasungkawanya, juga  sebagai anggota Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia, yaitu Majelis Pengurus ICMI Kotamadya Depok Periode  2011-2016,  saya juga mengucapkan belasungkawa. Kita semua tahu bahwa BJ Habibie yang pertama kali memiliki gagasan mendirikan ICMI.

Ketika bertepatan dengan Milad Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-72, Selasa, 5 Februari 2019, kami yang tergabung dalam Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Kotamadya Depok Periode 2011-2016 bersilaturahmi di sebuah tempat di Depok.

Banyak hal yang kami bicarakan dan sudah tentu tidak menyimpang dari nalar intelektual yang kami miliki. Sebagaimana dikatakan mantan Presiden Pertama dan Terakhir Republik Cekoslovakia sesudah tahun 1989, Vaclav Havel bahwa seorang ilmuwan tugasnya membaktikan hidupnya untuk berpikir demi kepentingan umum.

Untuk ini pula, pada waktu itu kami berkumpul. Dari foto di atas, terlihat dari kiri, Wakil Ketua Majelis Pengurus ICMI Organisasi Daerah Kota Depok, Dra. Irna Syafei, MPd; Sekretaris Divisi Kelembagaan Organisasi, Ir. Sahrul Polontalo; Ketua Divisi Hukum dan HAM, Dasman Djamaluddin,S.H, M.Hum; Ketua Pengurus ICMI Organisasi Daerah Depok, Ir. Djoko Prabowo dan Sekretaris, Muhammad Alfin, S.E. Sementara yang hadir dan tidak terlihat di foto, Wakil Ketua, Dr. H. Fakhrurrozi.

Bagaimana pun kita semua yang hadir tidak mungkin lupa, ketika Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang terletak di Jalan Nusantara Raya 5-7 Depok, pada hari Minggu, 24 Juli 2011 malam, menjadi saksi sejarah kesinambungan dan kebangkitan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Organisasi Daerah (Orda) Kota Depok.

Mengapa tidak? Sebelumnya gedung itu pun dipakai sebagai ajang pemilihan Ketua baru ICMI Orda Kota Depok dalam acara Musyawarah Daerah Pertama tanggal 22 Mei 2011. Bahkan gedung itu pula akan, di salah satu ruangannya, menjadi sekretariat tetap ICMI Orda Kota Depok.

Kita sangat berkesan akan suasana Minggu malam waktu itu yang terlihat cuaca  memang tidak bersahabat. Hujan yang begitu deras mengguyur Kotamadya Depok.

Tetapi, wajah-wajah pengurus yang akan dilantik berbaur dengan para pejabat Kota Depok, termasuk yang mewakili Walikota Depok, tetap ceria dan sumringah. Mereka seakan-akan tidak peduli dengan cuaca buruk di luar gedung.

Semangat ini pula rupanya mendorong lancarnya acara Pengesahan Susunan Majelis Pengurus Daerah ICMI Orda Depok Periode 2011-2016.

Berlangsungnya pelantikan ini bersamaan dengan akan tibanya Bulan Suci Ramadhan buat pemeluk Agama Islam dan HUT Kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus 2011. Itu waktu itu.

Pertemuan kita hari ini juga menjelang bulan Ramadhan. Jadi waktu itu boleh dikatakan,  pelantikan memberi makna khusus bagi pengurus, agar jiwa pengabdian ikhlas diperuntukkan betul untuk agama dan bangsa, khususnya untuk Orda Depok, ya, di Kota Depok.

Berbicara tentang ICMI, sudah tentu berbicara mengenai seorang figur Prof. Dr. Ing. BJ Habibie. Beliaulah yang dipercaya Presiden Soeharto mengomandani organisasi tersebut yang kelahirannya ditandai dengan penyelenggaraan Simposium I ICMI di Malang, Jawa Timur, Desember 1990.

Sejak itu ICMI berkembang pesat dengan memiliki surat kabar sendiri dan think-tank sendiri (CIDES), serta mengembangkan kepentingan-kepentingan ummat Islam dalam bentuk Bank Islam.

Dinamika ICMI sekarang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Menarik untuk disimak adalah bahwa ICMI dipertahankan sebagai organisasi kemasyarakatan nonpolitik dan terus menjaga trilogi:  kecendekiawanan, ke Islaman, dan ke Indonesiaan.

ICMI tidak ingin terlibat dalam kondisi perpolitikan yang hanya menghabiskan enerji. Patutlah dimengerti bahwa dalam kondisi perpolitikan apa pun, ICMI bertekad, rakyat harus diberdayakan, karena konsumsi perpolitikan, sejatinya hanya menjadi ranah kalangan elite saja.

Di Depok, adalah Ir.Djoko Prabowo, pria kelahiran 22 Januari 1965 diamanahkan ICMI Orda Kota Depok untuk memimpin organisasi ini  periode 2011 -- 2016 dalam Musda I, 22 Mei 2011.

Keinginan Djoko memang sangat sederhana, yaitu bagaimana ke depan ICMI Orda Kota Depok memiliki tanggung jawab sosial, dan atau kepeduliaan sosial dalam pengertian yang lebih luas. Keberadaan itu, tegas Djoko, minimal harus mampu melakukan analisa dan evaluasi secara kritis persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat Depok.

Lebih penting, ungkap Djoko, ICMI Orda Kota Depok harus mampu pula menunjukkan arah atau jalan bagi perkembangan masyarakat dengan konsisten, menggali ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan ummat. Dalam arti bukan untuk diri sendiri, kroni atau golongan, melainkan untuk masyarakat yang lebih luas.

Sejalan dengan keinginan ini, Djoko mengusung tema ketika berlangsung Musda I ICMI waktu itu : " Memberdayakan Potensi Kecendiakawanan ICMI. Mari Kita Menghantarkan Rakyat Kota Depok Lebih Maju Mencapai Peradaban Madani."

Tema ini kemudian dipertegas lagi oleh Djoko dalam sambutan sebagai Ketua Majelis Pengurus Daerah ICMI Orda Kota Depok Periode 2011-2016, 24 Juli 2011, hari Minggu malam waktu itu. Realitasnya dalam program akan didasarkan pada prinsip 5 K: Pertama, Kualitas Iman dan Taqwa. Kedua, Kualitas Pikir. Ketiga, Kualitas Karya.Keempat, Kualitas Kerja. Kelima, Kualitas Hidup. Kualitas kehidupan ini dapat menjamin ketenteraman dan keadilan sehingga hak dan kewajiban dapat berjalan secara seimbang.

Dengan demikian:

1. ICMI Orda Kota Depok memang akan mengakomodasi semua golongan Cendekiawan tanpa melihat perbedaan jender, tingkat pendidikan, pembudayaan, profesi, usia dan kelompok, sebagai bagian dari komponen pembangunan bangsa yang akan dikenal oleh masyarakat Kota Depok secara luas.

2. ICMI Orda Kota Depok memang akan berupaya memobilisasi para Cendikiawan yang ada di Kota Depok, baik dari kalangan intelektual kampus, para profesional, para Enterpreneur, tokoh masyarakat, kalangan generasi muda maupun masyarakat luas yang memiliki potensi untuk memberikan sumbangsih kecendiakaannya.

3. ICMI Orda Kota Depok memang akan senantiasa memelihara Silaturrahmi kepada masyarakat, para Tokoh atau Sesepuh, pemerintah dan kelompok atau Organisasi lain yang ada di Kota Depok dalam rangka menciptakan Persatuan dan Keselarasan dalam menjalankan tugasnya, memberikan sumbangan pemikiran yang positif, produktif realistis serta dapat memenuhi harapan masyarakat Kota Depok.

4. ICMI Orda Kota Depok memang akan senantiasa melakukan tindakan nyata sebagai karya yang dapat menjadi tauladan dan sarana penggerak pembangunan masyarakat Depok secara keseluruhan. Dengan senantiasa mengkomunikasikan upaya-upaya pemikiran, karya nyata dan segala aktifitas organisasi kepada semua pihak agar terjadi keselarasan dalan saling pengertian dalam kebersamaan membangun masyarakat Depok.

5. ICMI Orda Kota Depok memang akan senahntiasa aktif berpartisipasi serta berkoordinasi dengan Badan Organisasi ICMI yang lebih tinggi (ORWIL dan ORPUS) guna menghasilkan keselarasan program dan cita-cita ICMI secara keseluruhan.

Itulah beberapa pemikiran dari ICMI Orda Depok yang dimungkinkan pemikiran ini akan melewati batas waktu dan akan tetap terus relevan. Apalagi ICMI di masa kepemimpinan Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H sekarang ini. Ia juga adalah akademisi Indonesia yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada tahun 2010.

*** 

Keterangan: Tulisan telah tayang sebelumnya di Kompasiana.com dengan judul yang sama.